13 August 2025

Get In Touch

Sektor UMKM Penyangga Ekonomi di Kota Malang, Sumbang Hampir 55 Persen PMDN

(Ilustrasi) Salah satu produk UMKM di Kota Malang. (Santi/Lentera)
(Ilustrasi) Salah satu produk UMKM di Kota Malang. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan, Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, hampir 55 persen penanaman modal dalam negeri (PMDN) disumbang dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan menjadi penyangga perekonomian daerah.

Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengatakan kontribusi tersebut berasal dari pelaku UMKM dengan modal di bawah Rp5 miliar yang tersebar di berbagai bidang usaha. 

"(PMDN) banyaknya ya di properti, hotel, UMKM juga hampir 55 persen yang menyumbang untuk permodalan di Kota Malang. Artinya UMKM ini yang modalnya di bawah Rp5 miliar. Makanya salah satu penyangga perekonomian di Kota Malang itu juga UMKM," ujarnya, Sabtu (9/8/2025).

Arif menjelaskan, target investasi di Kota Malang pada 2025 ini dipatok sebesar Rp1,6 triliun. Adapun pada 2024 lalu, target yang ditetapkan sebesar Rp1,4 triliun dengan realisasi melampaui capaian, yakni mencapai Rp2,8 triliun.

Dari total realisasi tersebut, lanjut Arif, PMDN tercatat sekitar Rp2,1–2,2 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) sekitar Rp600 miliar.

Menurutnya, nilai PMA di Kota Malang memang tidak sebesar PMDN. Hal ini karena kewenangan perizinan untuk investasi asing murni berada di pemerintah pusat melalui kementerian terkait, bukan pemerintah daerah.

"Kalau murni perizinan di Kota Malang, (investasi) asing itu bukan kewenangan kami, tetapi kewenangan kementerian. Jadi kalau yang asli perusahaan milik modal asing, itu tidak ada di Kota Malang," jelasnya.

Ditambahkannya, PMA di Kota Malang umumnya berbentuk campuran modal, di mana sebagian modalnya berasal dari pihak asing. Contohnya adalah sektor waralaba makanan cepat saji, yang izin Nomor Induk Berusaha (NIB) nya terbit di Kota Malang, namun dengan modal yang juga berasal dari luar negeri.

"Tahun kemarin itu ada sekitar Rp600 miliar dari investasi asing, dari total (realisasi) investasi Rp2,8 triliun. Karena investasi asing itu kan dolar, jadi kurs nya waktu itu kami di Rp15 ribu sekian, itu ketemunya hampir Rp600 an miliar," katanya.

Meskipun tidak sebanyak PMDN, Arif menyebutkan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PMA di Kota Malang mengalami kenaikan. Pada 2023, PMA tercatat sekitar Rp450 miliar, sedangkan pada 2024 naik menjadi sekitar Rp600 miliar.

Sementara untuk realisasi investasi tahun ini, Arif menyebut pihaknya masih menunggu data lengkap hingga akhir tahun. "Biasanya akan keluar itu di akhir tahun. Kan per triwulan itu baru glondongan semua. Jadi Rp920 miliar itu kami belum bisa memilah mana yang modal asing, mana yang PMDN," katanya.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.