
PALANGKA RAYA (Lentera) – Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya diminta untuk tidak hanya fokus pada pemadaman saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saja, tetapi juga serius dalam melakukan pemulihan ekosistem yaitu lahan gambut yang rusak akibat kebakaran.
Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery mengatakan lahan gambut memiliki peran penting, sebagai penyimpan cadangan air dan pengatur iklim mikro.
"Jika lahan gambut rusak, tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga meningkatkan potensi kebakaran berulang," papar Khemal, Sabtu (9/8/2025).
Ia menambahkan, lahan gambut yang rusak akibat karhutla, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena itu pemulihan ekosistem harus menjadi bagian dari penanganan jangka panjang, agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih berat.
Lebih lanjut Khemal menjelaskan, lahan gambut memiliki peran penting sebagai penyimpan cadangan air dan pengatur iklim mikro.
"Kolaborasi antara Pemkot dengan lembaga konservasi, akademisi, serta masyarakat adat, sangat diperlukan dalam proses pemulihan lahan," tuturnya.
Ia menyarankan kepada Pemkot, agar menyusun langkah konkret, mulai dari 'rewetting' atau pembasahan kembali lahan gambut, melakukan rehabilitasi vegetasi alami, hingga memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar kawasan rawan karhutla.
“Jika permasalahan ini tidak ditangani secara komprehensif, maka kita akan terus menghadapi masalah yang sama setiap tahunnya,” pungkasnya.
Reporter: Novita/Editor: Ais