14 August 2025

Get In Touch

Legenda Sepak Bola Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel di Pusat Distribusi Bantuan

Suleiman al-Obeid (Twitter/@Palestine_fa)
Suleiman al-Obeid (Twitter/@Palestine_fa)

GAZA (Lentera) -Suleiman Al-Obeid, yang dikenal sebagai “Pelé Palestina”, menjadi salah satu korban tewas dalam serangan Israel terbaru terhadap warga Gaza yang tengah mencari bantuan.

Melansir The Independent, pemain sepak bola berusia 41 tahun ini ditembak mati oleh pasukan Israel pada Rabu (6/8/2025) saat berada dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza Selatan, seperti dikutip dari Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA).

Al-Obeid tewas meninggalkan seorang istri dan lima anak.

Al-Obeid salah satu bintang sepak bola Palestina berkat kemampuannya mencetak lebih dari 100 gol dalam kariernya, yang berlangsung hampir satu setengah dekade.

Sebelum kematiannya, ia merupakan anggota tim nasional Palestina dan pemain untuk klub Khadamat Al-Shatea.

PFA menyebutnya sebagai salah satu gelandang serang berbakat yang memimpin Liga Gaza Strip dan memberinya julukan "Pelé Palestina", merujuk pada pemain sepak bola legendaris Brasil.

Dengan kematian Al-Obeid, total atlet dan anggota keluarga PFA yang tewas sejak perang dimulai pada Oktober 2023 mencapai 662 orang, dengan 321 di antaranya merupakan pemain, pelatih, wasit, dan administrator.

Jumlah warga tewas akibat serangan pasukan Israel di titik distribusi bantuan

Pasukan Israel dilaporkan telah membunuh lebih dari 1.300 warga Palestina di pusat distribusi bantuan yang dijalankan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

GHF adalah sebuah organisasi penyalur bantuan di bawah kendali Israel dan Amerika Serikat (AS). Operasional GHF menggantikan badan internasional PBB, sejak Mei.

PBB serta badan amal terkemuka telah mengkritik rencana bantuan GHF karena tidak mematuhi prinsip-prinsip kemanusiaan.

Mengutip Kompas, operasional GHF menggantikan badan internasional PBB, sejak Mei.

PBB serta badan amal terkemuka telah mengkritik rencana bantuan GHF karena tidak mematuhi prinsip-prinsip kemanusiaan. 

Pada Kamis (7/8/2025), Doctors Without Borders merilis laporan berjudul “Ini bukan bantuan. Ini adalah pembunuhan yang diatur”, yang menggambarkan kondisi yang terjadi di titik distribusi GHF.

Doctors Without Borders mengutuk skema distribusi makanan oleh kendali Israel sebagai “kelaparan yang dilembagakan dan dehumanisasi.”

“Tempat distribusi GHF sangat jauh dari standar yang diakui untuk distribusi kemanusiaan yang aman dan bermartabat,” kata Doctors Without Borders.

Adapun kabar terbaru bahwa Israel memutuskan untuk memperluas operasi militernya di Gaza, dengan tujuan untuk menduduki Kota Gaza.

Rencana itu sudah mendapatkan banyak kecaman internasional, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak mengindahkannya.

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.