RSUD Kanjuruhan Terima Rp32,75 Miliar DBHCHT 2025, Alokasikan Rp17 Miliar untuk Perluasan UGD
MALANG (Lentera) - RSUD Kanjuruhan pada tahun 2025 ini menerima alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp32.754.304.480. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp17 miliar dialokasikan untuk pembangunan perluasan Unit Gawat Darurat (UGD) hingga empat lantai.
"Secara garis besar, RSUD Kanjuruhan memperoleh anggaran DBHCHT tahun 2025 sebesar Rp32,75 miliar, itu sebelum Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Dari total kegiatan yang ada, anggaran paling besar digunakan untuk pembangunan perluasan UGD lantai 1-4," ujar Direktur RSUD Kanjuruhan, dr. Nur Rochmah, MMRS, dikonfirmasi pada Senin (11/5/2025).
Menurut mantan Dirut RSUD Lawang tersebut, perluasan UGD ini dirancang untuk menambah kapasitas tempat tidur dan fasilitas perawatan intensif. Pasalnya selama ini, ketersediaan bed yang ada dirasa masih sangat terbatas hingga menyebabkan UGD over kapasitas.
"UGD dan ICU kami sering penuh. Jadi dengan perluasan ini akan ada penambahan bed. Kemudian mulai lantai satu sampai empat akan dilengkapi ICU, ICCU, PICU, dan NICU," terang Rochmah.
Selain perluasan UGD, DBHCHT 2025 juga digunakan untuk rehabilitasi Gedung Diponegoro dengan anggaran sekitar Rp2,5 miliar. Menurutnya, proyek ini menjadi bagian dari program pembinaan lingkungan sosial di bidang kesehatan.
Lebih lanjut, di sisi pengadaan alat kesehatan, RSUD Kanjuruhan juga mengalokasikan anggaran Rp3,69 miliar untuk enam unit peralatan. Rinciannya, lima unit brangkar transfer pasien dan satu unit Picture Archiving and Communication System (PACS) untuk distribusi digital hasil pemeriksaan radiologi.
"PACS ini mempercepat distribusi hasil radiologi ke dokter pelaksana dengan akurasi lebih baik,” jelas Rochmah.
Tak hanya itu, anggaran DBHCHT 2025 juga dialokasikan sebesar Rp4,7 miliar untuk pemeliharaan rutin dan berkala dari 51 unit alat kesehatan canggih. Di antaranya, yakni X-ray, panoramic, Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Elektrokardiogram (EKG), ventilator, dan peralatan anestesi.
Dikatakannya, pemeliharaan alat-alat canggih tersebut memerlukan dana besar, karena dilakukan minimal empat kali dalam setahun, mencakup kalibrasi setiap tiga bulannya.
Rochmah juga menyebut, peningkatan alokasi DBHCHT tahun ini cukup signifikan. "Tahun 2024 kami menerima Rp17 miliar, dan tahun ini naik hampir dua kali lipat menjadi Rp32 miliar," katanya.
Sementara itu, Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan, Yudiono, S.KP, M.Kes, menambahkan pembangunan perluasan UGD juga akan mengakomodasi unit stroke, perinatologi, kamar bersalin, dan ICU tambahan di lantai empat.
"Kapasitas tempat tidur yang saat ini 240 unit diharapkan bisa bertambah menjadi lebih dari 260 unit," ujarnya.
Dijelaskannya, seluruh pembangunan dan rehabilitasi yang dibiayai DBHCHT di RSUD Kanjuruhan ditargetkan selesai pada akhir 2025 mendatang. "Dengan tambahan fasilitas ini, kapasitas layanan, khususnya di UGD, kami berharap meningkat dan mampu mengatasi kendala over kapasitas yang kerap terjadi," kata Yudiono. (Kominfo Kabupaten Malang/ADV)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais