15 August 2025

Get In Touch

Akhir Pekan Ini, 800 Ton Bantuan RI Dikirim ke Gaza via Airdrop

Upacara pelepasan tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang kirim bantuan kemanusiaan ke Gaza via Airdrop pada HUT ke-80 RI, Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Rabu (13/8). Foto: ist
Upacara pelepasan tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang kirim bantuan kemanusiaan ke Gaza via Airdrop pada HUT ke-80 RI, Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Rabu (13/8). Foto: ist

JAKARTA (Lentera) - Indonesia berencana mengirimkan 800 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagai bagian dari peringatan HUT ke-80 RI. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebutkan bahwa misi ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

Didapuk dengan nama Satgas Garuda Merah Putih II, tim ini mengirim bantuan via airdrop dalam dua gelombang, yaitu gelombang utama pada 17–18 Agustus dan gelombang cadangan pada 19–20 Agustus.

“Satgas Garuda Merah Putih II menggunakan dua pesawat Hercules C-130J TNI AU dari Skadron Udara 31, dengan total 66 personel yang terdiri dari unsur TNI, kementerian dan lembaga, serta media nasional. Mereka akan mendistribusikan total 800 ton bantuan kemanusiaan dari Baznas, termasuk dukungan bahan makanan dari Kemhan,” kata Agus di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Agus mengatakan, momen pengiriman bantuan ke Gaza memiliki makna strategis karena bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 RI. 

“Momentum ini menjadi pengingat bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya diwujudkan dalam menjaga kedaulatan bangsa, tetapi juga dalam berperan aktif membantu bangsa lain yang sedang berjuang untuk hidup damai dan merdeka,” tuturnya.

Pengiriman bantuan ini merupakan tindak lanjut dari undangan Pemerintah Yordania yang diterima Kemhan pekan lalu. Sekjen Kemhan Letjen Tri Budi Utomo menyebut, Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara yang terlibat dalam operasi kemanusiaan tersebut.

“Bantuan kemanusiaan ini akan berlangsung selama kurang lebih 12 hari, mulai dari perjalanan hingga pelaksanaan dan kepulangan. Kita mendapat kesempatan bersama sembilan negara lain untuk melaksanakan kegiatan ini,” ujar Tri kepada wartawan.

Meski dikritik soal keamanannya saat dijatuhkan ke Gaza, Tri menegaskan metode airdrop dipilih karena dinilai lebih aman. Bantuan akan dijatuhkan dari ketinggian rendah di titik-titik yang telah ditentukan oleh pihak Yordania di Gaza.

“Bantuan akan langsung didistribusikan melalui metode low-cost, low-altitude yang relatif lebih aman dibanding metode lainnya. Drop zone di Gaza juga sudah dipersiapkan oleh tim Yordania,” jelasnya.

Kelaparan di Gaza

Gaza dilanda kelaparan akibat pembatasan akses bantuan kemanusiaan oleh Israel. Pada Selasa (12/8/2025), tercatat lima orang meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi, salah satunya anak-anak.

Dengan demikian, total korban meninggal akibat kelaparan mencapai 222 orang, termasuk 101 anak.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.