
Blitar - Karena pindah posisi tempat tidur perawatan, seorang ibu di Kabupaten Blitar dikabarkan meninggal dunia oleh pihak RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar kepada keluarganya.
Dituturkan Nanung, putra Ibu Hernani warga Desa Bendowulung, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, berawal ketika Hernani mengalami gejala stroke dan dilarikan ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. "Karena mengalami sesak nafas, karena musim Corona diputuskan untuk diisolasi," tutur Nanung, Senin (24/8/2020).
Karena dirawat di ruang isolasi, semula dibolehkan ditunggu 1 orang keluarga. Akhirnya oleh pihak rumah sakit tidak diperbolehkan, sehingga keluarga pulang ke rumah. "Setelah dirawat 5 hari, keluarga tidak ada yang boleh menjenguk," ungkap Nanung.
Tiba-tiba Senin (24/8/2020) pagi sekitar jam 07.00 WIB, Putut ayah Nanung mendapat kabar pihak RSUD Mardi Waluyo kalau ibunya meninggal dunia. Mendapat kabar demikian, pihak keluarga melakukan persiapan layaknya ada keluarga yang meninggal. "Mengeluarkan kursi dan sudah banyak tetangga yang melayat, karena sudah diumumkan," terangnya.
Kemudian Putut pergi ke rumah sakit, ingin mendoakan isterinya yang sudah meninggal. Sesampainya di rumah sakit, Putut juga diminta menandatangani berita acara kematian. "Bapak juga tandatangan surat macam-macam, sebelum mendoakan jasad ibu di ruang jenazah," paparnya.
Bahkan saat di rumah sakit, cerita Putu kepada Nanung saat di rumah sakit juga ada anggota Koramil dan Polsek Sanan Kulon menyiapkan pemakaman.
Setelah selesai mendoakan jenazah di depannya, Putut kemudian diminta memastikan jika itu benar jenazah isterinya. Begitu dilihat wajahnya, Putut kaget karena itu bukan isterinya.
Kemudian petugas rumah sakit langsung mengecek keberadaan Hernani, yang ternyata masih hidup dan menjalani perawatan. Padahal pemakaman dan liang lahatnya, sudah disiapkan oleh petugas gugus tugas sesuai standar Covid-19.
"Petugas rumah sakit langsung meminta maaf, alasannya karena tidak mengecek identitas di gelang pasien," tandas Nanung.
Atas kejadian ini, pihak keluarga menerima permintaan maaf rumah sakit. Namun tetap menginginkan adanya tindakan, agar tidak terjadi kemudian hari kepada pasien lainnya. "Sedang kita rembuk, apakah perlu menempuh jalur pengaduan resmi atau bagaimana," imbuhnya.
Secara terpisah pihak RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar melalui Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr Herya Putra ketika dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan sudah croschek ke ruangan dan keperawatan, mengakui adanya kesalahan orientasi tempatnya atau pemindahan tempat tidur.
"Kalau gelang data pasien terpasang, tapi memang kondisi pasien memang kurang baik mengalami sesak.nafas. Serta adanya kesulitan komunikasi petugas di dalam ruang isolasi dan di luar, tidak lancar dan menjadi kendala," kata dr Herya.
Kemudian teman-teman administrasi, yang ada di ruangan orientasinya juga tempat tidur pasien. Sesuai ruang dan posisi pasien, tidak bisa melihat gelang pasien. "Sudah dikonfirmasi dan di cross cek, hasilnya disampaikan seperti itu," paparnya.
Kami sudah menyampaikan permintaan maaf ke keluarga, serta dari keluarga ada permintaan lain yaitu pendisiplinan dan akan diperbaiki sistem ini untuk antisipasi kedepan tidak terulang lagi. "Ini pertama kali terjadi, sebelumnya untuk foto thorax pasien dipindah ke satu tempat agar tidak terpapar ke yg lain," tandasnya.
Sudah dilakukan koordinasi keperawatan, akan diperbaiki akan difloorkan. Pihak RSUD Mardi Waluyo juga sudah minta maaf, bahkan jika terbukti ada yang lalai akan didisplinkan.
Bahkan dipastikan dr Herya akan ada sanksi bagi petugas yang lalai, tapi tidak jangka panjang dan bisa menjadi pembelajaran. "Karena pertimbangan kemanusian, bahwa tidak semua petugas mau bertugas di ruang isolasi," tutupnya. (ais)