19 August 2025

Get In Touch

IGK Manila Meninggal, Kiprah Emasnya Abadi di Dunia Olahraga

IGK Manila, Ketua Pelaksana Kejuaraan Dunia Wushu 2015 di Jakarta, Minggu(15/11/2015). (Bola.com).
IGK Manila, Ketua Pelaksana Kejuaraan Dunia Wushu 2015 di Jakarta, Minggu(15/11/2015). (Bola.com).

JAKARTA (Lentera) - Sepak bola Indonesia kembali berduka. I Gusti Kompyang (IGK) Manila, salah satu figur besar yang turut menorehkan sejarah emas, wafat pada Senin (18/8/2025) pagi. Kepergian manajer legendaris tersebut meninggalkan warisan berharga dan jejak mendalam bagi perkembangan olahraga tanah air.

IGK Manila dikenal luas atas kontribusinya yang signifikan dalam memajukan sepak bola Indonesia, baik di kancah internasional maupun domestik.

Dedikasinya sebagai manajer Tim Nasional Indonesia dan Persija Jakarta telah menghasilkan sejumlah prestasi gemilang yang membanggakan bangsa. Semasa hidupnya, ia adalah figur sentral di balik keberhasilan tim-tim yang diasuhnya.

Kabar duka ini sontak menyebar di kalangan insan sepak bola dan olahraga Tanah Air, mengingat rekam jejak IGK Manila yang panjang dan penuh inspirasi. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai pribadi yang totalitas dalam membangun prestasi, serta menjadi panutan bagi generasi penerus di dunia olahraga Indonesia.

"Keluarga besar Persija mengucapkan bela sungkawa terdalam atas berpulangnya mantan Manajer Tim Persija, I Gusti Kompyang Manila. Mari sejenak kita kirimkan doa terbaik kepada almarhum dan semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan," tulis keterangan Persija Jakarta. 

Jejak Emas IGK Manila di Sepak Bola Nasional

IGK Manila merupakan nama yang tak bisa dilepaskan dari sejarah kejayaan sepak bola Indonesia. Puncak kariernya sebagai manajer Timnas Indonesia terjadi pada SEA Games 1991, di mana ia berhasil membawa Skuad Garuda meraih medali emas. Kemenangan bersejarah itu diraih setelah mengalahkan Thailand melalui adu penalti 4-3 (0-0) di final yang digelar di Stadion Olimpiade Kamboja, sebuah momen yang masih dikenang hingga kini.

Selain kiprahnya bersama Timnas, IGK Manila juga memiliki peran krusial di level klub. Ia pernah menjabat sebagai manajer Persija Jakarta, salah satu klub raksasa di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Macan Kemayoran sukses merengkuh gelar juara Liga Indonesia pada tahun 2001, sebuah pencapaian yang sangat dinanti oleh para Jakmania.

Kemenangan Persija di final Liga Indonesia 2001 tersebut didapat dengan mengesankan. Mereka berhasil menundukkan PSM Makassar dengan skor 3-2 dalam laga puncak yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Prestasi ini semakin mengukuhkan nama IGK Manila sebagai manajer bertangan dingin yang mampu membawa timnya meraih puncak kejayaan.

Setelah mengukir banyak prestasi, IGK Manila memutuskan untuk meninggalkan Persija pada tahun 2007. Keputusan tersebut diambil dengan alasan yang bijak, yakni karena faktor usia dan kondisi kesehatan yang mulai menurun. Meskipun demikian, warisan dan kontribusinya terhadap Persija dan sepak bola nasional tetap abadi.

Peran IGK Manila di Luar Lapangan Hijau dan Julukan 'Bapak Wushu'

Tak hanya dikenal di dunia sepak bola, IGK Manila juga merupakan tokoh olahraga nasional yang memiliki pengaruh luas. Dedikasinya tidak terbatas pada satu cabang olahraga saja, melainkan merambah ke berbagai sektor. Ini menunjukkan betapa besar komitmennya dalam memajukan olahraga di Indonesia secara keseluruhan.

Salah satu bukti keberagaman perannya adalah julukan 'Bapak Wushu' yang melekat padanya. Julukan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya yang besar dalam pengembangan olahraga wushu di Tanah Air. Kehadirannya memberikan dorongan signifikan bagi atlet-atlet wushu Indonesia untuk berprestasi di kancah nasional maupun internasional.

Bahkan, setelah meninggalkan dunia sepak bola profesional, IGK Manila tetap aktif berkarya. Tiga belas tahun setelah mundur dari Persija, tepatnya pada tahun 2020, ia mengemban amanah sebagai Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem. Posisi ini menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin yang visioner dan memiliki kepedulian terhadap pendidikan serta pembentukan karakter bangsa.

Peran ganda ini menegaskan bahwa IGK Manila adalah sosok multitalenta yang mampu memberikan dampak positif di berbagai bidang. Dari lapangan hijau hingga arena bela negara, jejak pengabdiannya selalu berorientasi pada kemajuan dan pencapaian prestasi.

Prosesi Penghormatan Terakhir untuk IGK Manila

Untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang IGK Manila, serangkaian prosesi pemakaman telah dijadwalkan. Jenazah almarhum akan diberangkatkan dari Rumah Sakit Bunda menuju Rumah Sakit Pusat Gatot Soebroto. Di sana, prosesi pemandian jenazah akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, mempersiapkan almarhum untuk peristirahatan terakhirnya.

Setelah dimandikan, jenazah akan dibawa menuju Aula Akademi Bela Negara (ABN). Diperkirakan, jenazah akan tiba di Aula ABN pada pukul 14.00 WIB, Senin, 18 Agustus 2025. Aula ABN dipilih sebagai tempat persemayaman sementara untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi keluarga, sahabat, dan handai taulan untuk melayat dan memberikan penghormatan terakhir.

Puncak prosesi penghormatan akan berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025. Pada pukul 11.00 WIB, jenazah akan diberangkatkan dari ABN menuju RS Gatot Soebroto untuk prosesi kremasi. Sebelum pemberangkatan, sebuah upacara kebesaran akan dilaksanakan di ABN. Upacara ini merupakan bentuk penghormatan atas jasa dan pengabdian almarhum kepada bangsa dan negara selama hidupnya.

Rangkaian prosesi ini menjadi simbol betapa besar pengaruh dan jasa IGK Manila bagi Indonesia. Kepergiannya adalah kehilangan besar, namun warisan semangat dan prestasinya akan terus hidup dan menginspirasi banyak pihak. 

Co-Editor: Nei-Arifin BH/Berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.