22 August 2025

Get In Touch

Jangan Ada Anak di Antara Kita

Zainal Arifin Emka, Wartawan Tua, Pengajar Jurnalisitik
Zainal Arifin Emka, Wartawan Tua, Pengajar Jurnalisitik

”Jangan ada dusta di antara kita,” kata penyanyi Broery Pesolima.
”Jangan ada kamera di antara kita.”
”Jangan ada anak di antara kita.”

Ini nasihat untuk siapapun yang hendak atau sedang akan mau beselingkuh.

Masalahnya bisa rumit. Sama rumitnya dengan usaha memahami makna ungkapan ”buah semangka berdaun sirih”.

Syukurlah -saya tak tahu apakah diksi ini tepat digunakan di sini, polemik hubungan antara RK dengan LM, akhirnya menemukan titik terang. Anak LM yang selama ini disebutnya memiliki hubungan darah dengan RK, dinyatakan tidak terbukti secara ilmiah.

Kasus ini bermula dari konten LM yang melontarkan pernyataan bahwa RK adalah ayah kandung biologis anaknya. RK lantas melapor ke Bareskrim Polri, 11 April 2025 atas dugaan tindak pidana manipulasi informasi dugaan tindak pidana pencemaran nama baik atau fitnah.

LM dikabarkan mengikuti pengumuman hasil tes DNA melalui siaran televisi. Ia menangis saat mengetahui hasil tes DNA anaknya dengan RK tak cocok. Dari live streaming di akun media sosialnya di platform TikTok, ia bahkan menangis sebelum hasil diumumkan. Itu karena banyak netizen yang berkomentar hasilnya negatif.

"Kalau positif (hasilnya) itu jujur, kalo negatif berarti ini anak tuyul dong. RK tuyul dong," ujarnya menjawab pernyataan netizen.

Lepas dari itu, pengacara RK, Muslim Jaya Butarbutar, meminta tidak ada lagi spekulasi ataupun perdebatan terkait RK yang dikaitkan dengan anak LM.

"Kami tentu mengharapkan ini semua selesai.”

Jejak

Diharapkan selesai. Wajar, meski faktanya tidak mudah.

Ya, penyimpangan galibnya memang selalu meniggalkan masalah. Seperti pejabat korup yang baru dicokok KPK setelah tak lagi menjabat, bahkan ketika jalannya sudah tunuk-tunuk.

Jadi, jabatannya rampung, urusannya belum selesai. Dalam perselingkuhan, nikmatnya sudah hilang, tidak enaknya berbuntut panjang.  Apalagi kalau ada anak di antara mereka. Butuh tes DNA segala. 

Benar kata orang sepuh: Sepandai-pandai menyimpan durian, akhirnya tercium juga. Kata saya: Sepandai-pandai menyimpan istri muda, akhirnya tua juga.

Skandal perselingkuhan pernah terjadi di kalangan publik figur Indonesia. Dampaknya seringkali sangat signifikan, mengingat nilai-nilai ketimuran dan religiusitas masih sangat kuat dipegang oleh sebagian besar masyarakat. (Ada juga sih yang bersikap permisif).

Ada tokoh partai yang pernah terbelit kasus perselingkuhan hingga rusaklah reputasinya. Sang tokoh terkenal karena kasus korupsinya. Tapi skandal perselingkuhannya terkesan lebih mengemuka.

Reputasi lelaki yang sudah menikah ini hancur total. Tidak hanya sebagai koruptor, tapi juga sebagai suami yang tidak setia. 

Isu perselingkuhan juga menimpa seorang tokoh yang menjadi simbol pemberantasan korupsi. Tuduhan perselingkuhan yang dialamatkan kepadanya banyak dilihat publik sebagai upaya kriminalisasi dan pelemahan karakter (character assassination) untuk menjatuhkan kredibilitasnya.

Menariknya, alih-alih merusak reputasinya. Sebaliknya, sang tokoh justru banyak menuai simpati dan dukungan publik. Kasus ini menunjukkan bahwa konteks dan narasi publik sangat menentukan apakah sebuah tuduhan perselingkuhan akan merusak reputasi atau justru sebaliknya.

Di lingkungan dunia hiburan, tak semua peselingkuh menerima akibat buruk yang menghancurkan. Anehnya, reputasi dan karirnya justru semakin melesat.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia hiburan modern, kontroversi terkadang justru "menjual" selama lihai mengelolanya dengan baik.

Ada yang kemudian berhasil ”bangkit” setelah remuk redam oleh caci maki publik yang berlangsung sangat vulgar. Membangun kembali karir dan reputasinya. Meski kadang masa lalunya masih disinggung.

Dikaitkan dengan image "perusak rumah tangga". Kehidupan pribadinya juga menjadi bahan olok-olok dan gunjingan publik yang tak ada habisnya.

Keterpurukan reputasi mungkin bisa diatasi. Kamera CCTV mungkin masih bisa diakali, bisa direkayasa. Tapi ”penghakiman” oleh publik minta ampun kejamnya.

Khas di Indonesia, lewat berita infotainmen dan media sosial, penyebaran skandal sangat cepat dan masif. Kejamnya, seringkali bukan hanya sang tokoh, istri atau suami, dan anak juga menjadi sorotan dan menerima dampak psikologis yang berat.

Menyangkal Keras 

Semua kasus itu memberikan pelajaran, bagaimana kehidupan pribadi seorang publik figur, ketika terbongkar, dapat menjadi konsumsi publik dan memiliki konsekuensi serius terhadap reputasi.

Masih ingat Bill Clinton?

Presiden AS yang menjabat tidak sampai tiga periode itu, skandalnya dengan Monica Lewinsky, seorang pemagang di Gedung Putih, terjadi 1995-1996. Awalnya ia menyangkal keras, tapi akhirnya mengakuinya di hadapan publik dan juri.

Ia menjadi presiden AS kedua yang dimakzulkan (impeached) oleh DPR karena didakwa melakukan sumpah palsu dan menghalang-halangi proses peradilan. Meskipun bertahan dari pemakzulan di Senat, karir politiknya tercoreng sangat dalam. 

Di dunia olahraga ada nama Tiger Woods. Tahun 2009, kehidupan pribadi  pegolf legendaris ini runtuh ketika puluhan wanita mengaku memiliki hubungan perselingkuhan dengannya. Skandal ini pecah setelah insiden kecelakaan mobilnya yang misterius.

Reputasinya yang bersih dan sebagai ikon keluarga hancur berantakan dalam semalam. Ia kehilangan kontrak sponsor besar. Karir golfnya juga terhenti untuk sementara waktu. Meski kemudian kembali berprestasi, citranya tidak pernah kembali seperti semula.

Perilakunya tetap menjadi bagian gelap dari narasi hidupnya. Bagi laki-laki, image sebagai "pria baik-baik" ludes sudah. Meski karirnya tetap berjalan, skandal menjadi titik balik besar dalam citra hidupnya.

Tentu saja pemulihan reputasi tetap bisa diupayakan. Beberapa tokoh berhasil pulih dengan meminta maaf tulus, menjalani terapi, menunjukkan perubahan perilaku, dan fokus kembali pada karya mereka.

Namun, bagi sebagian lain, noda itu sulit atau bahkan tidak bisa dihapuskan.

Jadi, itung-itung memang terasa tak seimbang ya antara enaknya korupsi, eh selingkuh, dengan dampak yang mesti ditanggung.

Karena itu, sambil mengingatkan diri sendiri, saya ingin menutup tulisan ini dengan menukil lirik lagu karya Muhammad Fredy Harahap, berjudul Aku Memilih Setia yang didendangkan Fatin Shidqia.  

Siapa tahu berguna buat yang baru punya niat berselingkuh. He he

Tlah banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah-satunya
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku telah dimiliki
Inilah akhirnya harus kuakhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya
Maafkanlah diriku tak bisa bersamamu
Walau besar dan tulusnya rasa cintamu
Takkan mungkin untuk membagi cinta tulusmu
Dan aku memilih setia

Jadi, katakanlah: Aku memilih setia! (*)

Penulis: Zainal Arifin Emka, Wartawan Tua, Pengajar Jurnalisitik|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.