27 August 2025

Get In Touch

Nihil Kasus Cacingan, Dinkes Kota Malang Tetap Gencarkan POPM hingga Edukasi Lintas Sektor

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lentera)
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang memastikan hingga saat ini belum ditemukan  kasus cacingan pada anak, meski demikian langkah pencegahan terus digencarkan melalui sejumlah program mulai pemberian obat pencegahan massal (POPM), surveilans aktif, hingga edukasi lintas sektor.

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan program kecacingan sudah berjalan dengan beberapa kegiatan utama, salah satunya adalah POPM yang dilakukan dua kali dalam setahun.

"Tahap pertama, kata dia, telah dilaksanakan pada Mei 2025 lalu. POPM ini sasarannya adalah anak usia sekolah mulai dari PAUD, TK, hingga SD. Cakupan POPM Dinkes Kota Malang pada tahap pertama sudah mencapai 100 persen," ujarnya, dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (25/8/2025).

Husnul menambahkan, tahap kedua POPM akan kembali dilaksanakan pada September 2025 mendatang. Dengan obat yang diberikan berupa tablet yang dikonsumsi secara langsung. "Mudah-mudahan nanti cakupannya juga bisa 100 persen," lanjutnya.

Selain POPM, Dinkes juga menjalankan program surveilans aktif. Program ini melibatkan petugas wilayah dan kader kesehatan untuk memantau kondisi anak-anak usia pra sekolah hingga SD.

Surveilans ini, menurutnya, difokuskan pada pemantauan kegiatan dan gejala yang muncul, sehingga dapat dilakukan deteksi serta penanganan sejak dini.

Dikatakannya, edukasi lintas sektor dan lintas program juga menjadi upaya yang dilakukan dalam mencegah kecacingan pada anak. Husnul menyampaikan, edukasi ini kerap disampaikan melalui kegiatan posyandu, termasuk pemberian informasi tentang pentingnya pencegahan kecacingan.

"Alhamdulillah, sampai saat ini Kota Malang masih tidak ditemukan kasus kecacingan. Masih nihil. Semoga seterusnya tidak ada kasus," kata Husnul.

Dijelaskannya, masyarakat dapat mengenali gejala kecacingan melalui tanda-tanda klinis sederhana. Menurutnya, gejala awal biasanya ditandai dengan berat badan anak yang tidak bertambah, nafsu makan menurun, hingga aktivitas yang melemah.

"Kalau gejalanya sudah lanjut, kadang juga disertai keluarnya cacing dari hidung atau mulut. Itu kalau sudah parah," katanya.

Sebelumnya, kasus kematian seorang anak berusia empat tahun di Sukabumi sempat dikaitkan dengan penyakit kecacingan. Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menegaskan kematian tersebut bukan disebabkan kecacingan, melainkan karena infeksi. Ia menekankan penyakit cacing tidak menimbulkan kematian.

Menanggapi hal ini, Husnul tetap mengimbau agar orang tua di Kota Malang tetap waspada dengan memastikan anak-anak mendapatkan obat pencegahan.

"Kalau belum mendapatkannya, bisa menghubungi posyandu untuk usia pra sekolah. Sedangkan untuk usia sekolah, bisa menghubungi pihak sekolah agar ditindaklanjuti oleh puskesmas di wilayah kerja masing-masing," jelasnya.

Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat juga menjadi kunci penting dalam pencegahan. Ditegaskannya, kebersihan individu dan lingkungan harus selalu dijaga. 

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

 

 

 

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.