
SURABAYA (Lentera)– Artis sekaligus aktivis pendidikan, Cinta Laura mengajak mahasiswa baru Universitas Ciputra (UC) Surabaya 2025 untuk menjadikan bisnis yan memiliki dampak pada perubahan sosial, bukan sekadar mengejar keuntungan.
Pesan ini ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Orientation Week (O-Week) bertema Luminate: Igniting Dreams, Creating Legacies di Ciputra Hall, Senin (25/8/2025).
“Kalau bisnis hanya membuat yang kaya makin kaya, lalu yang miskin makin miskin, apa gunanya? Impact is everything, dan itu dimulai dari anak muda,” kata Cinta, Senin (25/8/2025).
Cinta berharap mahasiswa UC mampu menjadi generasi pemimpin masa depan yang membangun usaha tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga memberikan solusi bagi masalah bangsa.
Ia juga menekankan bahwa jurang kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin melebar seharusnya menjadi keresahan generasi muda. Menurutnya, bisnis yang lahir dari keresahan sosial justru berpotensi menjadi solusi nyata bagi bangsa.
“Banyak dari mahasiswa di sini sangat beruntung karena bisa kuliah di UC dengan fasilitas dan kesempatan luar biasa. Tapi kita jangan lupa, hidup kita tidak merepresentasikan kehidupan masyarakat Indonesia secara umum. Sebagai calon entrepreneur, mindset dan karakter itu penting supaya bisnis yang dibangun bisa membawa dampak, bukan hanya profit,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Rektor 3 UC bidang Student Affairs, Employability, and Industry Collaboration, Trianggoro Wiradinata, menjelaskan, sejak berdiri pada 2006, O-Week UC memang dirancang untuk menanamkan semangat kewirausahaan sejak dini.
“Mahasiswa baru diajarkan membuat ide, menguji pasar, hingga merasakan langsung bagaimana produk mereka diterima atau ditolak oleh konsumen. Itulah pengalaman awal yang membentuk karakter entrepreneur,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Student Affairs UC, Novi Rosita, menambahkan O-Week 2025 mengusung dua isu besar, yakni kepedulian lingkungan dan pemanfaatan teknologi. Tahun ini, panitia fokus pada gerakan pemilahan sampah hingga penerapan konsep zero waste.
“Dalam satu hari kegiatan, total sampah yang berhasil dipilah mencapai lebih dari 103,8 kilogram. Selain itu, konsumsi untuk mahasiswa juga didesain tanpa plastik sekali pakai. Kami juga bekerja sama dengan komunitas untuk menyalurkan makanan berlebih agar tidak terbuang,” ungkapnya.
Selain isu lingkungan, UC juga membekali mahasiswa baru dengan literasi teknologi melalui berbagai workshop, salah satunya tentang pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) secara bertanggung jawab dalam pengerjaan proyek.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik. Mereka diajak merancang ide, menguji pasar, dan belajar dari umpan balik nyata. Itulah experiential learning yang membentuk karakter entrepreneur sejati,” tutup Novi.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH