04 September 2025

Get In Touch

Fibermaxxing, Cara Baru Penuhi Asupan Serat Harian

ilustrasi (Foto: freepik.com)
ilustrasi (Foto: freepik.com)

SURABAYA (Lentera) - Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan seimbang, istilah “fibermaxxing” kian populer, terutama di kalangan pegiat gaya hidup sehat di media sosial seperti TikTok. Walau belum diakui sebagai istilah medis resmi, fibermaxxing mengacu pada praktik yang berfokus pada pemenuhan rekomendasi asupan serat harian.

Pokok dari tren ini adalah mengoptimalkan konsumsi serat dari makanan sehari-hari guna menjaga kesehatan sistem pencernaan serta meningkatkan kesejahteraan tubuh secara keseluruhan.

Tren ini bukan sekadar hype sesaat. Serat dikenal sebagai salah satu komponen penting dalam pola makan sehat, namun faktanya hanya sekitar 5% orang dewasa yang benar-benar memenuhi kebutuhan serat hariannya. Melalui fibermaxxing, seseorang didorong untuk tidak hanya memenuhi, tapi juga melampaui batas minimal konsumsi serat yang disarankan, yaitu sekitar 25–38 gram per hari untuk orang dewasa.

Caranya bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayuran, buah, biji-bijian, hingga suplemen bila dibutuhkan. Di balik istilahnya yang terkesan modern, fibermaxxing membawa pesan bahwasanya sudah seharusnya kita kembali pada pola makan alami dan bergizi seimbang.

Bukan diet ekstrem, bukan juga metode instan. Praktik ini justru menekankan pentingnya konsistensi dalam memilih makanan bernutrisi, demi pencernaan yang lebih sehat, energi yang stabil, dan tubuh yang lebih bugar dalam jangka panjang. 

Berikut adalah informasi seputar fibermaxxing yang harus Anda ketahui.

Apa Itu Fibermaxxing?

Secara sederhana, fibermaxxing adalah praktik mengonsumsi serat dalam jumlah maksimal sesuai atau melebihi angka kecukupan harian yang direkomendasikan, yaitu sekitar 25 hingga 38 gram untuk orang dewasa. Caranya bisa melalui makanan alami yang kaya serat, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, umbi-umbian, hingga sereal tinggi serat, dan jika perlu, dibantu dengan suplemen.

Menurut salah satu ahli gizi dari Orlando Health Center for Health Improvement, fibermaxxing mendorong kita untuk memasukkan serat ke dalam setiap makanan dan camilan, bukan hanya sekali-sekali. Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan pencernaan, menstabilkan kadar gula darah, hingga memperpanjang rasa kenyang—yang tentu bermanfaat bagi mereka yang sedang mencoba menurunkan berat badan.

Cara Kerja 

Untuk memahami bagaimana fibermaxxing bekerja, penting untuk mengetahui bahwa serat terdiri dari dua jenis utama, yakni serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Serat larut membantu memperlambat pencernaan, mengontrol kadar gula darah, serta mengikat kolesterol agar bisa dikeluarkan dari tubuh. Sementara itu, serat tidak larut justru mempercepat gerakan usus, membantu mencegah sembelit, dan menjaga keteraturan buang air besar.

Keduanya berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan secara menyeluruh. Karena itu, fibermaxxing bukan hanya soal menambah porsi serat, melainkan memahami fungsi tiap jenis serat dan cara memadukannya dalam pola makan sehari-hari. Dengan mengonsumsi keduanya secara seimbang, Anda bisa merasakan manfaat maksimal dari praktik fibermaxxing.

Banyak Orang Menerapkan 

Manfaat serat yang sangat luas menjadi alasan utama di balik popularitas fibermaxxing. Serat membantu menjaga keteraturan buang air besar, mendukung flora usus, dan berperan dalam metabolisme serta keseimbangan hormon. Bahkan, serat juga bisa menurunkan risiko penyakit kronis seperti jantung dan diabetes. Karena begitu pentingnya, serat sering disebut sebagai “supernutrien” yang seharusnya mendapat perhatian lebih dalam pola makan sehari-hari.

Selain itu, serat larut juga berfungsi mengikat kolesterol dan membuangnya sebelum diserap oleh tubuh. Efek kenyang lebih lama dari makanan tinggi serat juga membantu mengontrol nafsu makan dan bisa mendukung proses penurunan berat badan. Dengan semua manfaat ini, tak heran jika fibermaxxing dianggap sebagai salah satu strategi yang efektif namun tetap ramah bagi tubuh, terutama jika dilakukan secara bertahap dan konsisten.

Cara Memulai

Secara umum, fibermaxxing dianggap aman dan direkomendasikan oleh banyak ahli gizi. Fokusnya adalah pada konsumsi makanan yang padat nutrisi dan meningkatkan salah satu komponen penting dari pola makan sehat. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua orang bisa langsung cocok dengan konsumsi serat tinggi, apalagi jika memiliki masalah pencernaan tertentu. Jadi, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai.

Bagi pemula, penting untuk meningkatkan asupan serat secara perlahan agar tubuh tidak “kaget.” Jika langsung mengonsumsi banyak serat tanpa persiapan, bisa muncul efek samping seperti kembung atau perut bergas. Pastikan juga Anda minum cukup air, karena serat membutuhkan cairan agar bisa bekerja optimal di saluran cerna. Tanpa hidrasi yang cukup, serat justru bisa menyebabkan sembelit. Jadi, kuncinya adalah keseimbangan antara asupan serat dan cairan.

Dampak Konsumsi Serat Berlebihan

Dikutip dari laman Health dan sejumlah sumber medis, berikut ini beberapa risiko kesehatan akibat asupan serat yang terlalu tinggi:

Kram Perut dan Kembung

Asupan serat dalam jumlah besar, terutama serat tidak larut, dapat menyebabkan perut kembung dan kram. Menurut Cleveland Clinic, lonjakan serat secara tiba-tiba membuat otot-otot perut berkontraksi lebih keras, apalagi jika tidak diiringi dengan konsumsi air yang cukup.

Diare

Meski serat dapat membantu mengatasi sembelit, konsumsi serat larut secara berlebihan justru bisa memicu diare karena meningkatkan kandungan air di dalam usus.

Malabsorpsi Mineral

Serat dalam kadar tinggi, terutama dari dedak atau biji-bijian utuh, berpotensi mengganggu penyerapan mineral penting seperti zat besi, magnesium, dan seng. Penelitian dari The American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan serat dapat mengikat mineral tersebut di saluran cerna dan membuangnya sebelum diserap tubuh.

Sembelit Akibat Dehidrasi

Ironisnya, kelebihan serat juga bisa menyebabkan sembelit jika tidak dibarengi dengan cukup cairan. Harvard T.H. Chan School of Public Health menyatakan bahwa serat tinggi tanpa hidrasi cukup menjadi penyebab umum konstipasi.

Penyumbatan Usus

Dalam kasus ekstrem, konsumsi suplemen serat berlebih tanpa cukup air bisa menyebabkan penyumbatan usus atau intestinal obstruction. Studi yang diterbitkan di BMJ Case Reports (2019) mengungkapkan kasus nyata obstruksi usus akibat konsumsi serat tinggi dari suplemen.

Gas Berlebihan dan Sering Kentut

Serat yang difermentasi di usus besar menghasilkan gas. Menurut International Foundation for Gastrointestinal Disorders, peningkatan konsumsi serat secara mendadak sering kali menyebabkan gas usus berlebih, perut kembung, hingga rasa tidak nyaman.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.