
JAKARTA (Lentera) - Viral beredar video diduga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, karyawan PT Gudang Garam di media sosial.
Video berdurasi 1 menit 13 detik yang diunggah akun Instagram (IG)@seputargarut tersebut, menampilkan karyawan berseragam PT Gudang Garam saling bersalaman, bahkan banyak yang sambil menangis sedih.
Dalam keterangannya, dituliskan seorang karyawan PT Gudang Garam menceritakan perjalanannya selama bekerja, sebelum mengalami PHK massal pada tahun 2025. Momen haru karyawan PT Gudang Garam, 14 tahun sudah perjalanan bersama tulisnya.
"Bukan hal yang mudah menerima keputusan PHK ini, karena disinah saya belajar tumbuh dan menemukan keluarga kedua. Terima kasih untuk semua kenangan, kerja sama dan persahabatan yang terjalin.
Semoga langkah kita semua tetap dimudahkan Tuhan, dan semoga perusahaan terus maju. Selamat tinggal, terima kasih sudah menjadi bagian berharga dalam hidup saya," ungkap salah seorang karyawan yang mengunggal video ini.
Kabar ini mendapat respon dari Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.
Menanggapi kabar adanya PHK di PT Gudang Garam, Said Iqbal menyebutkan, pihaknya akan terlebih dahulu memverifikasi informasi tersebut. Namun, ia menilai jika benar terjadi, kondisi itu menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada menurunnya produksi industri rokok.
"Kami baru dapat kabar, telah terjadi PHK buruh di PT Gudang Garam. Kami akan cek dulu," katanya dalam pernyataannya di Jakarta, dirilis Antara Sabtu, (6/9/2025).
Menurutnya, ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi tersebut.
Pasokan tembakau yang terbatas, kurangnya inovasi produk rokok untuk menyesuaikan tren pasar, serta tingginya beban cukai, dinilai memperparah daya saing perusahaan.
"Ditambah pajak cukai rokok makin mahal," ujarnya lagi.
Iqbal mengingatkan bahwa gelombang PHK di sektor industri rokok berpotensi meluas. Ia memperkirakan, selain ribuan pekerja langsung di PT Gudang Garam, ada puluhan ribu pekerja lain yang ikut terdampak, termasuk buruh tembakau, logistik, sopir, pedagang kecil, hingga pemilik kontrakan.
"Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan," katanya pula.
Karena itu, ia mendesak pemerintah pusat maupun daerah untuk segera turun tangan memberikan solusi nyata atas dinamika tersebut.
Iqbal menekankan agar penanganan kasus ini tidak sekadar janji manis seperti yang terjadi dalam kasus PHK massal di Sritex, mengingat pekerja bahkan disebut masih belum mendapatkan hak tunjangan hari raya (THR).
Meski menyoroti pentingnya menyelamatkan industri rokok nasional agar tidak menelan korban PHK lebih banyak, Iqbal menegaskan bahwa kampanye kesehatan tetap harus dijaga.
"Selamatkan industri rokok nasional, selamatkan puluhan ribu buruh yang terancam PHK, sambil tetap dijaga kampanye kesehatan," ujarnya mengakhiri pernyataan.
Terpisah, Manajemen PT Gudang Garam memastikan kabar beredarnya isu PHK massal di pabrik Tuban, Jawa Timur tidak benar. Informasi yang viral di media sosial itu ditegaskan hoaks.
Hal tersebut disampaikan PT Merdeka Nusantara selaku penyedia tenaga kerja, untuk pabrik rokok Gudang Garam Tuban. Di mana, pihak manajemen menyampaikan, sampai saat ini kegiatan operasional di pabrik Tuban tetap berjalan normal dan kondusif.
“Bukan di Tuban (tidak ada PHK massal di Gudang Garam Tuban), dan aktivitas di Tuban masih berjalan seperti biasanya. Sejak awal tahun sampai saat ini tidak ada PHK massal,” tegas HRD PT Merdeka Nusantara, Adib Musyafak mengutip Liputan6.com, Sabtu (6/9/2025).
Sebelumnya, linimasa media sosial diramaikan dengan beredarnya video pendek yang menggambarkan suasana perpisahan sejumlah pekerja. Video itu disertai narasi yang menyebut adanya PHK massal di Gudang Garam Tuban.
Unggahan tersebut lantas memicu gelombang keprihatinan publik. Namun, pihak perusahaan menegaskan video itu tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di Tuban.
“Sekali lagi ini bukan di Tuban, tapi saya tidak menyebut di daerah mana. Namun, di tengah kondisi seperti ini kami mengimbau pekerja tetap tenang dan menjalankan tugasnya seperti biasanya,” tambah Adib Musyafak.
Dengan klarifikasi ini, PT Gudang Garam berharap isu yang beredar tidak menimbulkan keresahan di kalangan karyawan yang berjumlah sekitar 800 orang maupun masyarakat Kabupaten Tuban. Kemudian, pihaknya meminta semua pihak lebih jeli dalam menerima informasi dari media sosial.
“Kami berharap kepada masyarakat lebih jeli dalam menerima informasi di media sosial, tidak mudah terprovokasi dan harus di cermati terkait kebenaran informasinya,” jelasnya.
Editor: Arief Sukaputra/Berbagai sumber