
Tiada kata hentibagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengentas kemiskinan warganya.Pemkot pun terus berinovasi dengan menggunakan single data MBR (MasyarakatBerpenghasilan Rendah) dalam memberikan berbagai intervensi.
Pengentasankemiskinan di Kota Surabaya ditangani dengan komplek dari berbagai bidang. Takheran jika intervensi atau bantuan Pemkot Surabaya kepada warganya sangat banyak.Tentunya, berbagai intervensi itu diharapkan tepat sasaran dan mampu mengentaskemiskinan di Kota Surabaya. Makanya, pemkot pun membuat laman https://epemutakhirandata.surabaya.go.id/mbr demi mengupdatesecara berkala data MBR tersebut.
“Melaluilaman resmi ini, warga bisa mengecek apakah sudah termasuk ke dalam data MBRatau tidak, karena nanti semua intervensi akan mengacu pada data ini, termasukdata pengangguran yang juga terkoneksi dengan data MBR ini," kata KepalaBadan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi di kantornya,Rabu (26/8/2020).
Menurut Eri, sesuai dengan Peraturan Wali Wota Surabaya Nomor 58 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengumpulan, Pengolahan, Pemanfaatan, dan Pelaporan Data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), maka data ini akan digunakan sebagai acuan intervensi dari berbagai bidang. Baik di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, pemberdayaan dan ketenagakerjaan, serta berbagai intervensi lainnya.

Dalambidang kesehatan, pemkot memberikan bantuan pembayaran BPJS Penerima BantuanIuran (BPI) yang jumlahnya terbanyak se-Indonesia. Pemkot pun terusmenyempurnakan pelayanan dalam bidang kesehatan ini. Salah satunya denganpengajuan Surat Keterangan Miskin (SKM) via online, sehingga warga Surabayatidak perlu membawa SKM dari kelurahan untuk mendapatkan layanan di rumahsakit. Mereka cukup menyerahkan NIK kepada petugas rumah sakit dan akanlangsung dilayani. "SKM online ini akan berlaku selama dua bulan perorang," katanya.
Sedangkandalam bidang pendidikan, pemkot telah menggratiskan pendidikan hingga jenjangSMP. Bahkan, ke depan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah negeri danswasta. Sebab, pemkot akan menyamakan rombongan belajar (rombel) dan terusmendorong kenaikan grade sekolahswasta, termasuk dalam infrastrukturnya. “Program anak asuh oleh para pengusahaterus kami kembangkan ke depannya. Tahun ini sudah dimulai dan akan terus kitakembangkan,” kata dia.
Kemudiandalam bidang sosial, Pemkot Surabaya telah konsisten memberikan makanan tambahan(PMT) bagi lansia dan pra-lansia, balita, penderita kusta, orang denganHIV-AIDS, dan penderita kanker. Bahkan, ada pula program permakanan bagi lansiamiskin dan terlantar, anak yatim dan atau piatu dari keluarga kurang mampu,anak terlantar, dan penyandang disabilitas. “Termasuk pula bantuan perbaikanrumah tidak layak huni yang terus dikembangkan setiap tahunnya,” imbuhnya.
Yangtak kalah pentingnya, Eri memastikan bahwa pemkot akan terus melakukanpemberdayaan ekonomi dan ketenagakerjaan, termasuk intervensi lapangan kerjamelalui bursa kerja, informasi pasar kerja, hingga sinkronisasi pelatihan kerjayang dibutuhkan. Apalagi, di saat pandemi Covid-19 ini, tentunya perekonomiansemakin merosot. “Makanya, yang harus kita lakukan adalah pengembangan UMKMsupaya mereka tetap bisa memasarkan produk-produknya. Yang mana pemasarannyajuga melalui digital atau online. Jadi, UMKM di Surabaya terus kita gerakkan dimasa pandemi ini,” tegasnya.
Nah,salah satu upaya pemkot dalam menggerakkan UMKM itu adalah penandatanganan MoUdengan berbagai stakeholder, seperti pihak hotel, apartement dan mal. Dalamperjanjian MoU itu, disepakati bahwa kebutuhan hotel, apartemen dan mal harusdiambilkan atau dipenuhi oleh UMKM Surabaya, seperti kebutuhan sandal hotelharus diambilkan dari UMKM Surabaya. “Dalam MoU itu juga ada perjanjian harusmenampilkan kebudayaan Surabaya, sehingga nantinya ludruk atau kesenian lainnyabisa tampil di hotel, mal dan atau bahkan di apartemen,” tegasnya.
Bahkan,dalam nota kesepahaman itu juga ada perjanjian bahwa sebagian besar karyawannyaharus orang Surabaya atau ber-KTP Surabaya. Nah, untuk menyesuaikan dengankebutuhan hotel, apartemen dan mal itu, maka anggaran yang disusun oleh PemkotSurabaya harus bisa menunjang peluang tersebut.
Salahsatu contohnya, ketika pihak hotel membutuhkan satpam yang bersertifikasi, makapemkot harus menyekolahkan atau memberikan pelatihan kepada MBR ataupengangguran di Surabaya hingga mereka mendapatkan sertifikat, sehinggakebutuhan hotel bisa terpenuhi sesuai dengan standartnya, dan warga ataupengangguran di Surabaya bisa mendapatkan pekerjaan dan sejahtera.
“Jadi, ke depan setiap pembangunan investasi di Surabaya, akan berpengaruh pada kesejahteraan warga Surabaya. Oleh karena itu, pemerintah kota ke depannya harus menjadi fasilitator untuk memudahkan mereka. Pelatihan-pelatihan semacam ini terus kami geber, sehingga ketika pandemi usai, semuanya sudah siap dan perekonomian cepat normal dan pengangguran serta MBR ter-entaskan,” tegasnya.

Sementaraitu, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Suharto Wardoyo menjelaskan, sesuai datayang ada di laman https://epemutakhirandata.surabaya.go.id/mbr, MBR per tanggal26 Agustus 2020 mencapai 839.343 jiwa yang terdiri dari 272.339 KK. Jumlah iniupdate berkala karena pihak Camat dan lurah terus mencari warganya yang masukdalam MBR.
“Wargajuga bisa mengecek langsung melalui laman tersebut, apakah namanya sudah masukatau tidak, jika memang merasa MBR, maka warga bisa langsung daftar ke RW untukditeruskan ke lurah dan camat,” pungkasnya. (ADV)