
LIMA (Lentera)– Polisi Peru menemukan fakta mengejutkan dari kasus penembakan Zetro Leonardo Purba, staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang bertugas di Kedutaan Besar RI di Lima. Senjata api yang dipakai untuk menghabisi nyawa Zetro ternyata terdaftar sebagai milik seorang anggota kepolisian Peru.
Dalam penangkapan terhadap lima tersangka pelaku, aparat menyita sepucuk pistol semi-otomatis Taurus kaliber .380. Senjata itu digunakan oleh komplotan untuk menembak Zetro di dekat kediamannya pada 1 September 2025.
Media Peru, Panamericana Televisión, melaporkan bahwa senjata tersebut diduga berasal dari seorang personel polisi di unit Dinoes (Direktorat Operasi Khusus Nasional). Kepolisian pun tengah mendalami bagaimana senjata itu bisa berpindah tangan.
“Pemilik pistol ini sudah diidentifikasi. Saat ini penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah senjata itu dijual, disewakan, atau jatuh ke tangan orang lain karena kelalaian,” kata Kolonel Montufar, perwira kepolisian Peru, dikutip Senin (15/9/2025).
Temuan ini menimbulkan tekanan bagi institusi kepolisian Peru karena menimbulkan dugaan adanya penyalahgunaan senjata api. Terlebih, hasil investigasi menunjukkan bahwa pistol yang sama pernah digunakan dalam dua kasus pembunuhan berbeda pada 2019.
Sementara itu, media El Comercio menuliskan bahwa senjata tersebut diklaim sebagai milik Jhaiker Echenagusia Quijago, warga Venezuela berusia 23 tahun yang turut ditangkap dalam kasus ini. Ia mengaku memperoleh senjata dari seorang temannya yang hendak kembali ke Venezuela sebagai bentuk pelunasan utang.
Selain Quijago, polisi juga menangkap Wuilson Soto Lopez (24) asal Venezuela yang diketahui memiliki sepeda motor yang dipakai saat penyerangan. Total ada lima orang yang diamankan, terdiri dari tiga warga negara Venezuela dan dua warga Kuba. Mereka disebut bagian dari kelompok kriminal bernama “Los Maleantes del Cono”.
Meski para pelaku sudah ditahan, pihak kepolisian Peru masih menyelidiki motif utama di balik penembakan yang menewaskan staf KBRI tersebut.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber