
JOMBANG (Lentera) - Sentra industri tahu di Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang segera punya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang representatif, senilai Rp 7,7 miliar.
Dimulainya pembangunan IPAL komunal untuk sentra industri tahu tersebut peletakan batu pertamanya oleh Bupati Jombang terpusat di Desa Mayangan, Jogoroto, Jombang, Selasa (16/9/2025).
Proyek IPAL komunal untuk sentra industri tahu ini dibangun secara kolaboratif oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Pemprov Jatim, Pemkab Jombang, serta para pelaku UMKM tahu setempat.
Peletakan batu pertama dihadiri Direktur SDM & Penunjang Bisnis Rahmat Hutama dan Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Kementerian Lingkungan Hidup, Tulus Laksono.
Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air KLH Tulus Laksono mengungkapkan limbah dari industri tahu telah menjadi perhatian serius sejak 2024.
"Limbah ini dinilai mengancam kualitas air Sungai Brantas dan berpotensi menimbulkan konflik sosial," kata Tulus Laksono.
Dijelaskan, proyek ini merupakan salah satu proyek strategis yang didanai melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PGN sebesar Rp 7,7 miliar.
Jombang, sambung Tulus Laksono, mendapat kehormatan menjadi lokasi proyek ini, meskipun ada daerah lain dengan jumlah perajin lebih banyak.
"Alasannya, produksi tahu di Jombang jauh lebih besar. Di Jombang terdapat 88 perajin yang mengolah 84 ton kedelai per hari. Proyek ini akan dilaksanakan selama enam bulan," imbuh Tulus.
Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN, Rahmat Hutama, mengatakan program ini merupakan bagian dari komitmen PGN sebagai subholding Pertamina untuk mendukung energi bersih dan ekonomi hijau berbasis UMKM.
“Melalui CSR, kami ingin hadirkan solusi lingkungan yang juga memperkuat ekonomi lokal,” ujar Rahmat.
Bupati Jombang Warsubi menyebut industri tahu telah menjadi ikon ekonomi lokal sejak 1970-an, dan kini dikenal sebagai ikon Tahu Njombang.
Saat ini, terdapat 88 unit usaha tahu tersebar di tiga desa, yakni Mayangan, Sumbermulyo, dan Ngumpul. Industri tahu menyerap lebih dari 3.000 tenaga kerja.
Namun industri juga menghasilkan limbah cair hingga 1,26 juta liter per hari. Limbah ini mencemari sungai dan menurunkan kualitas air tanah, yang telah menimbulkan keluhan dari masyarakat.
“Pemkab Jombang berkomitmen menangani limbah melalui pembangunan IPAL, pemanfaatan biogas, dan penguatan koperasi pengrajin tahu,” tegas Warsubi.
Reporter: Sutono|Editor: Arifin BH