
UTAH (Lentera)– Kejaksaan Negara Bagian Utah, Amerika Serikat, resmi mendakwa Tyler James Robinson, 22 tahun, sebagai pelaku pembunuhan terhadap tokoh konservatif Charlie Kirk. Selain tuntutan pidana berat, jaksa juga meminta agar Robinson dijatuhi hukuman mati.
Jaksa Negara Bagian Utah, Jeff Gray, menyampaikan bahwa dakwaan dijatuhkan setelah pihaknya meninjau bukti yang dikumpulkan aparat penegak hukum. Menurutnya, Robinson diduga dengan sengaja merencanakan tindakan yang mengakibatkan tewasnya Kirk.
“Berdasarkan bukti yang ada, kami menuntut Robinson atas tuduhan pembunuhan dengan kesengajaan. Tindakannya tidak hanya menyebabkan kematian Charlie Kirk, tetapi juga berpotensi membahayakan orang lain,” kata Gray dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (17/9/2025).
Selain tuduhan utama, Robinson juga dikenakan pasal tambahan terkait obstruction of justice. Ia disebut mengancam teman sekamarnya agar tidak mengungkap apa pun terkait perbuatannya. “Saya juga menuntut agar dijatuhkan hukuman mati. Keputusan ini memang sulit, namun diambil secara independen dengan mempertimbangkan bukti kriminal yang ada,” tegas Gray.
Motif Kebencian
Dalam berkas dakwaan, terungkap bahwa Robinson sempat mengungkapkan kebenciannya terhadap Kirk kepada teman sekamarnya, yang sedang menjalani transisi gender. “Aku muak dengan kebencian ini. Ada hal-hal yang tidak bisa lagi ditawar,” demikian isi pesan Robinson yang dibacakan jaksa.
Robinson kini ditahan dan dijadwalkan menjalani sidang perdana pada Selasa pekan depan. Sesuai aturan di Utah, proses pengadilan akan disiarkan secara daring agar dapat diakses publik.
Robinson lahir dari keluarga Mormon sekaligus pendukung Partai Republik di Utah. Ia dikenal berprestasi di sekolah menengah dengan nilai akademis tinggi serta skor ujian masuk perguruan tinggi yang menempatkannya di kelompok teratas secara nasional.
Setelah sempat menerima beasiswa di Utah State University pada 2021, Robinson memutuskan pindah ke Dixie Technical College. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa tahun ketiga dalam program magang kelistrikan.
Sementara itu, Charlie Kirk merupakan salah satu figur konservatif yang vokal mendukung Donald Trump. Ia aktif menyuarakan pandangannya melalui debat publik, podcast, serta media sosial. Pendapat Kirk yang keras mengenai isu identitas gender, ras, imigrasi, hingga pendidikan kerap memicu kontroversi.
Bagi para pengikutnya, Kirk dipandang sebagai simbol masa depan konservatisme Amerika. Namun bagi lawannya, retorika Kirk sering dianggap ekstrem serta berbahaya.
Editor:Widyawati/berbagai sumber