
JEMBER (Lentera) - Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI Jawa Timur (Jatim) di Jember turut menghadirkan berbagai cabang lomba kaligrafi yang memikat perhatian masyarakat. Kompetisi tersebut berlangsung tanpa penonton demi menjaga konsentrasi dsn fokus peserta yang digelar di GOR PKPSO, Jember.
Koordinator venue cabang kaligrafi, Ahmad Edy Sutrisno menjelaskan, GOR PKPSO Jember dipilih sebagai lokasi utama karena sejumlah perlombaan seni khat ini telah berlangsung sejak Minggu kemarin. Perlombaan pertama yang digelar adalah Musabaqah Khatil Qur’an cabang naskah serta hiasan mushaf. Pesertanya cukup banyak, yakni 43 peserta untuk naskah dan 48 peserta pada hiasan mushaf.
“Senin kemarin juga ada lomba dekorasi dan kaligrafi digital. Untuk digital sifatnya masih uji coba, belum resmi diperlombakan. Kemungkinan baru tahun depan masuk kategorinya,” jelas Edy. Hari ini, cabang kontemporer berlangsung dengan jumlah peserta 54 orang. Karya mereka akan dipamerkan besok, berdampingan dengan hasil lomba sebelumnya yang sudah terpajang di area GOR.
Setiap perlombaan diberikan durasi mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB, dengan jeda istirahat siang. Final juga dijadwalkan bagi cabang-cabang tertentu untuk menentukan juara utama. “Mengenai kualitas karya, saya menilai sudah sangat tinggi. Mereka semua juara di tingkat kabupaten dan kota masing-masing. Jadi, hanya yang terbaik dari terbaik tampil di sini,” ujarnya.
Menurutnya, kualitas para peserta relatif merata. Namun, Kabupaten Jember dinilai memiliki catatan prestasi lebih menonjol dalam cabang kaligrafi karena sering mencetak juara di event sebelumnya. Edy menambahkan, penyelenggara sengaja ditutup akses penonton ke area utama lomba. “Hal ini untuk menjaga fokus peserta, sesuai rekomendasi dewan hakim,” terangnya.
Pemenang lomba kaligrafi nantinya dipilih enam orang, terdiri dari juara satu, dua, tiga, serta harapan satu, dua, dan tiga. Semua karya peserta dipamerkan sehari setelah perlombaan. “Selain karya peserta, di ruang pameran juga ada hasil karya Dewan Hakim. Bahkan kemarin ada beberapa yang terjual. Nama pembuatnya tercantum jelas di setiap karya,” ungkapnya. Sejumlah karya yang dipamerkan juga berasal dari tamu undangan dan partisipan. Sementara sebagian lainnya merupakan koleksi pribadi dewan hakim yang dibawa khusus untuk ditampilkan di pameran MTQ di Jember. (mok/ads)
Editor:Widyawati