21 September 2025

Get In Touch

Cerita Sekuriti Klenteng Eng An Kiong , Kronologi Bima Permana Putra Sebelum Ditemukan Polda Metro Jaya

Lokasi Bima Permana Putra biasa berjualan di depan Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Kamis (18/9/2025) (Santi/Lentera)
Lokasi Bima Permana Putra biasa berjualan di depan Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Kamis (18/9/2025) (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) -Kepolisian Daerah Metro Jaya menjelaskan kronologi penemuan Bima Permana Putra (29), salah satu dari tiga pria yang dilaporkan hilang oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) usai demo akhir Agustus 2025.

Ternyata Bima tidak dihilangkan paksa atau tengah menjalani proses hukum di kepolisian. Tetapi, ia sedang berjualan barongsai kecil-kecil di depan Kelenteng Eng An Kiong, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedunglandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025) pukul 13.55 WIB.

Keberadaan Bima Permana Putra (BPP), pria yang sempat masuk dalam daftar orang hilang versi KontraS saat demo di Kwitang, Jakarta, mulai terungkap dari keterangan saksi di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang.

Sekuriti klenteng, Riyanto, menuturkan Bima sudah terlihat berada di sekitar klenteng sejak awal September 2025. Ia datang pada 2 atau 3 September, hanya duduk tanpa banyak berbicara dengan orang-orang di sekitar lokasi.

"Cuman saya tanya, katanya nunggu dagangan dari temannya di Semarang, rencananya dia mau jualan. Nah tanggal 9 September sudah jualan barongsai. Jenisnya barongsai kecil, sama satunya barongsai yang hanya kepalanya saja," ujar Riyanto, ditemui di Klenteng Eng An Kiong, Kamis (18/9/2025).

Selama berhari-hari, menurutnya, Bima yang mengenalkan diri sebagai Putra, beraktivitas dengan berjualan mainan barongsai di depan Klenteng Eng An Kiong.

Riyanto menyebut, biasanya Bima mulai berdagang sejak pukul 10.00 WIB hingga sekitar pukul 19.00 WIB, sebelum akhirnya pulang dengan membawa dagangannya dalam kantong plastik besar.

Riyanto mengaku tidak banyak mengenal Bima. Awalnya, Bima menyebut berasal dari Tegal, namun kemudian juga mengatakan dari Cilacap. "Dia gak ngomong dari Jakarta. Cuman memang bahasanya gak ada Tegal-Tegalnya," kata Riyanto.

Menurutnya, selama berada di klenteng, Bima cenderung pendiam. Identitas aslinya baru diketahui setelah seorang warga bernama Cery sempat menanyakan nomor telepon dan nama Bima. Dari situlah terungkap bahwa ia bernama Putra.

Terkait proses penangkapan, Riyanto mengaku tidak melihat langsung karena saat itu sedang libur. Informasi ini didapatkan dari karyawan klenteng bernama Bambang, yang menyaksikan Bima diamankan siang hari pada Rabu (17/9/2025).

"Putra ditangkapnya siang hari oleh banyak orang. Kebanyakan katanya bawa motor. Bawa motor hitam gak pakai baju polisi. Nah katanya Pak Bambang, Putra ini dibawa, ikut-ikut saja, dirangkul dibawa masuk ke mobil," jelas Riyanto.

Riyanto menambahkan, sebelum penangkapan terjadi, pada Selasa malam (16/9/2025) sudah ada pihak dari Polda Metro Jaya datang ke lokasi. "Langsung Polda Metro Jaya yang ke sini. Dari lencananya saya tahu kalau dari Polda Metro," katanya.

Di sisi lain, Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdianto, saat dikonfirmasi menyatakan tidak tahu menahu ihwal ditemukannya Bima di Kota Malang. Namun, Yudi mengaku akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait penanganan kasus ini.

Sementara itu, upaya konfirmasi Lentera kepada KontraS Malang terkait ditemukannya Bima di Kota Malang, belum mendapatkan respons.

Seperti diketahui, Bima Permana Putra masuk dalam daftar orang hilang versi KontraS saat aksi di Kwitang, Jakarta pada akhir Agustus 2025. Ia kemudian diketahui meninggalkan Jakarta pada 1 September menuju Tegal, menjual sepeda motornya, lalu melanjutkan perjalanan ke Malang.

Sejak awal September, Bima berjualan mainan barongsai di depan Klenteng Eng An Kiong hingga akhirnya ditemukan dan diamankan tim Resmob Polda Metro Jaya pada 17 September 2025.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.