22 September 2025

Get In Touch

Festival Sekarbanjar 2025 di Kota Malang, Padukan Pelestarian Alam dan Budaya

Kirab Budaya Festival Sekarbanjar 2025, Jumat (19/9/2025) malam. (dok. Panitia Sekarbanjar 2025)
Kirab Budaya Festival Sekarbanjar 2025, Jumat (19/9/2025) malam. (dok. Panitia Sekarbanjar 2025)

MALANG (Lentera) - Festival Sekarbanjar 2025 menghadirkan rangkaian acara yang memadukan pelestarian alam dengan tradisi budaya, dari kegiatan susur mata air dan penanaman pohon di Sumber Serut hingga pementasan tari topeng menak.

Gelaran yang memasuki tahun ketiga ini berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (19–20/9/2025), di kawasan Genting, Merjosari, Kota Malang. Festival ini juga secara resmi dibuka oleh Sekretaris PCNU Kota Malang, KH. Dr. Faisol Fatawi, pada Jumat malam (19/9/2025). 

"Konsistensi Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kota Malang bersama warga Genting Merjosari dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW melalui festival ini perlu diapresiasi," ujarnya, dikutip pada Sabtu (20/9/2025).

Menurutnya, sejak pertama kali digelar pada 2023, Festival Sekarbanjar telah menjadi ruang keguyuban yang mampu merekatkan kehidupan sosial warga. Dirinya juga menilai acara yang dikemas meriah tidak menghilangkan nilai budaya yang melekat. 

"Termasuk bagaimana gelaran festival ini dikemas dengan meriah tanpa meninggalkan unsur budaya," katanya.

Lebih lanjut, KH. Faisol juga menyinggung makna filosofis dari nama Sekarbanjar, yang menurutnya berartikan Barisan Bunga. 

"Sekarbanjar ini sudah ada artinya. Namun saya boleh memberikan pandangan bahwa sekar adalah bunga, dan banjar adalah barisan. Saya artikan sebagai bunga yang indah berjejer-jejer. Dan keindahan ini tentu perlu terus dilestarikan," terang pria yang juga mengajar di UIN Malang tersebut.

Sementara itu, Steering Committee Panitia Festival Sekarbanjar, Eko B. Siswandoyo, mengatakan, di tahun ini Festival Sekarbanjar mengusung tema Tawasul Rasul Membuhul Asal Usul. Tema tersebut diangkat sebagai persembahan dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dijelaskannya, penyelenggaraan festival bukan hanya untuk merayakan Maulid Nabi, tetapi juga sebagai wujud cinta kepada leluhur, alam, dan budaya setempat.

Menurut Eko, rangkaian kegiatan dimulai sejak Kamis (18/9/2025) dengan Saba Sumber dan Tandur Wit di Sumber Serut, Genting, Lowokwaru. Kegiatan ini melibatkan susur mata air serta penanaman pohon Gayam dan Sukun.

Sehari setelahnya, pada Jumat pagi (19/9/2025), dilaksanakan ritual adat ziarah makam leluhur. Kemudian di malam harinya, festival dimeriahkan dengan kirab budaya dan pementasan tari topeng menak.

"Adapun kegiatan hiburan lainnya yaitu penampilan seni rakyat Buto Gedruk, bantengan, jemparingan, lomba anak-anak, Anugerah Sekarbanjar, jabutan, dan pengajian maulid yang akan menghadirkan KH. Dr. Rijal Mummaziq pada Sabtu (20/9/2025) ini," pungkas Eko.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.