25 September 2025

Get In Touch

Cak Yebe: Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit Jadi Pedoman Menjaga Persatuan Bangsa

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko saat tampil dalam Teatrikal Perobekan Bendera.
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko saat tampil dalam Teatrikal Perobekan Bendera.

SURABAYA (Lentera) – Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko mengatakan semangat perjuangan arek-arek Suroboyo yang tergambar dalam teatrikal kolosal perobekan bendera di depan Hotel Majapahit (eks Hotel Yamato), Minggu (21/9/2025) harus menjadi pedoman menjaga persatuan bangsa.

Anggota dewan yang akrab disapa Cak Yebe juga mengatakan acara itu tak hanya menjadi tontonan sejarah, tetapi juga momentum renungan bersama.

Dengan lantang dan penuh penghayatan, legislator Gerindra ini membacakan narasi heroik peristiwa 19 September 1945, ketika bendera Belanda dirobek hingga tersisa merah putih.

“Perobekan bendera di Hotel Yamato adalah pesan abadi bahwa rakyat Surabaya tidak pernah tunduk pada penjajahan. Spirit ini harus diwariskan kepada generasi muda, agar mereka tidak hanya mengenang, tetapi juga mengamalkan nilai persatuan dan keberanian,” ujarnya.

Sebagai Ketua Komisi A DPRD yang membidangi pemerintahan dan hukum, Cak Yebe menilai teatrikal ini sejalan dengan peran dewan dalam merawat nilai kebangsaan. “DPRD bukan hanya membuat regulasi, tapi juga menjaga persatuan dan nasionalisme masyarakat,” tambahnya.

Selain Cak Yebe, sejumlah pejabat penting Kota Pahlawan juga turut berperan dalam teatrikal. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tampil sebagai Residen Soedirman, sementara Kapolrestabes Surabaya, Sekda Kota Surabaya Lilik Arijanto, dan beberapa kepala OPD memerankan tokoh-tokoh pejuang. Kehadiran mereka menjadi simbol kebersamaan lintas elemen dalam merawat ingatan sejarah.

Acara yang melibatkan ratusan seniman, pelajar, dan komunitas sejarah itu disaksikan ribuan warga. Puncaknya ditandai dengan perobekan warna biru bendera Belanda, yang disambut pekik “Merdeka!” dari penonton.

“Semangat arek-arek Suroboyo tidak boleh berhenti di masa lalu. Tugas kita adalah meneruskannya dalam menjaga demokrasi, persatuan, dan keadilan bagi seluruh warga Surabaya,” tutupnya. (*)

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.