23 September 2025

Get In Touch

Tahun 2025, BI Malang Proyeksikani Ekonomi Tumbuh 4,7 hingga 5,5 Persen

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Dedi Prasetyo, Senin (22/9/2025). . (Santi/Lentera)
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Dedi Prasetyo, Senin (22/9/2025). . (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, Dedi Prasetyo memproyeksikan perekonomian wilayah kerjanya tetap tumbuh positif pada tahun 2025, dengan prediksi pertumbuhan diperkirakan berada pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menurutnya, sejumlah faktor diyakini menjadi penopang utama laju ekonomi sepanjang semester II 2025.

"Kami berharap sektor pariwisata lebih bagus, konstruksi, perdagangan, investasi, kemudian industri pengolahan juga bisa lebih bagus, karena ini yang menjadi backbone ekonomi di wilayah kerja BI Malang, selain pertanian tentu saja," ujar Dedi, Senin (22/9/2025).

Ditambahkannya, investasi menjadi salah satu motor penggerak ekonomi, baik yang bersumber dari sektor swasta maupun pemerintah. Di mana fokus pengembangan investasi diarahkan pada pembangunan infrastruktur serta program sosial yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, aktivitas pariwisata yang semakin meningkat dan produktivitas sektor pertanian, juga dinilai memberi dorongan positif terhadap kinerja ekonomi regional. Dedi menyebut, potensi kenaikan harga komoditas energi dan bahan baku turut memengaruhi dinamika pertumbuhan di wilayah kerja BI Malang.

Pada triwulan II 2025, investasi tercatat menyumbang 29,8 persen terhadap perekonomian, dengan pertumbuhan sebesar 5,77 persen (yoy).

Angka ini, menurutnya meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 2,43 persen (yoy). "Peningkatan terutama didorong oleh komponen nonbangunan yang tercermin dari meningkatnya impor barang modal," ungkap Dedi.

Meski demikian, BI Malang juga mencatat adanya tantangan di sektor pertanian, khususnya tebu. Dedi menuturkan, harga gula pasir tahun ini relatif rendah di tingkat konsumen. Hal itu dipengaruhi isu masuknya gula rafinasi ke pasar, yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi kebutuhan industri.

Kondisi tersebut berdampak pada tingginya stok gula di tingkat pedagang besar maupun pabrik gula. "Hasil gilingan tebunya banyak, numpuk. Ini menjadi indikasi bahwa gula yang diproduksi tidak langsung terserap di pasar," terang Dedi.

Implikasinya, harga pembelian tebu mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Situasi ini turut berpengaruh terhadap pendapatan petani tebu di Malang Raya. "Tentu saja kalau harga pembelian tebunya turun, pendapatan petaninya juga turun. Ini yang dikhawatirkan imbasnya terhadap daya beli," katanya.

Kendati menghadapi persoalan di sektor pertanian tebu, BI Malang tetap memperkirakan inflasi tahun 2025 akan terkendali. Hal itu ditopang kerja sama lintas pihak dalam menjaga stabilitas harga pangan.

"Outlook inflasi 2025 yoy juga masih terkendali. Karena memang ada banyak hal dan kolaborasi dalam pengendalian inflasi yang semakin bagus. Sehingga ketika ada gejolak harga pangan, langsung bisa ditangani," tegas Dedi.


Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.