28 September 2025

Get In Touch

Tragis! Pemuda Australia Tewas di Bali, Dipulangkan Tanpa Jantung

Ilustrasi (istock)
Ilustrasi (istock)

DENPASAR (Lentera) - Keluarga Byron Dumschat masih diliputi duka mendalam. Pemuda asal Australia tersebut meninggal dunia di Seminyak, Bali, pada 26 Mei saat berlibur bersama teman-temannya.

Menurut dokumen kepolisian setempat, Dumschat diduga tewas akibat tenggelam di kolam renang. Hasil otopsi di Bali menemukan adanya kadar alkohol tinggi serta obat antidepresan dalam tubuhnya. Selain itu, terdapat memar pada dahi kiri, kelopak mata kanan, dan lutut kanan akibat benturan benda tumpul.

Meski cedera tersebut tidak tergolong fatal, laporan menyebut kombinasi trauma, alkohol, dan antidepresan diduga memperburuk kondisi tubuh Dumschat hingga akhirnya meninggal.

Dikutip dari ABC Australia, Rabu (24/9/2025), meski keluarga telah mengetahui Dumschat ditemukan tewas tak lama setelah jenazahnya ditemukan, kejadian ini tidak dilaporkan ke polisi Bali selama 4 hari.

"Mereka bilang dia tenggelam di kolam renang, dan tidak ada dugaan tindak kejahatan," kata ibu Dumschat, Chantal Haddow, saat diwawancarai ABC Australia.

Jenazah baru dipulangkan ke Australia pada 18 Juni, satu bulan setelah Dumschat ditemukan tewas. Namun, Haddow baru menyadari fakta beberapa hari kemudian bahwa jenazah anaknya pulang tanpa jantung. Padahal, keluarga sudah meminta agar jenazahnya dikembalikan utuh untuk dimakamkan.

Sementara, pihak yang melakukan otopsi menyatakan proses otopsi dilakukan berdasarkan standar operasi (SOP) yang berlaku.

Jantung Dumschat baru tiba di Australia pada pertengahan Agustus. Namun karena penundaan pengujian, keluarga belum menerima konfirmasi bahwa jantung itu adalah benar milik Dumschat.

"Ketika saya tahu bahwa jenazahnya dipulangkan tanpa jantungnya, saya sangat malu. Saya tidak tahu bagaimana harus merespons ini semua," kata Haddow.

Pengacara keluarga, Ni Luh Sari dari Malekat Hukum International Law Firm, mengatakan pihak keluarga diminta membayar 700 dolar Australia untuk membawa pulang jantung Dumschat.

Teman Dumschat Tidak Diperiksa

Dumschat bersama tiga orang temannya berlibur di Bali. Namun, dilaporkan ketiganya tidak diperiksa oleh polisi setempat dan diizinkan kembali ke Australia.

"Untuk alasan yang tidak dijelaskan, polisi memperbolehkan ketiganya meninggalkan Bali tanpa pemeriksaan dan tanpa memberikan keterangan apa pun tentang peristiwa yang menyebabkan kematian Dumschat," kata Ni Luh.

"Polisi telah menyatakan mereka membutuhkan bantuan dari Konsulat Australia untuk mendapat keterangan dari ketiga saksi ini. Namun, sangat memprihatinkan bahwa hingga saat ini konsulat belum memberikan tanggapan apa pun," lanjut Ni Luh.

Ni Luh juga menyoroti memar, pendarahan, dan trauma kepala menimbulkan kekhawatiran serius terkait bagaimana Dumschat tewas.

"Tidak konsisten dengan penjelasan sederhana bahwa dia ditemukan di kolam renang," ujarnya.

Keluarga Dumschat menyatakan ketidakpuasannya terhadap cara pihak otoritas Bali menangani kasus ini. Sehingga, mereka ingin polisi menyelidiki transaksi keuangan sebelum Dumschat tewas dan memeriksa rekaman CCTV malam itu secara forensik.

Mereka juga mengatakan Pengadilan Koroner Queensland sedang menyelidiki dibantu kepolisian Queensland.

Keluarga Dumschat Butuh Kepastian

Ni Luh mengatakan, peristiwa ini tentunya menimbulkan pertanyaan serius terkait praktik medis di Bali. Dia menyatakan pihaknya akan terus mendesak dilakukan penyelidikan yang transparan agar kasus ini bisa diusut tuntas. 

"Klien kami akan terus menuntut keadilan hingga kebenaran terungkap sepenuhnya. Kami mendesak Kepolisian Badung untuk melakukan penyelidikan dengan transparan, profesional, dan independen," tegas Ni Luh.

Sementara, pihak keluarga menyatakan butuh penyelesaian dan kepastian atas peristiwa yang menimpa anak mereka. 

"Dia pemuda berusia 23 tahun yang bugar dan sehat, dia perenang yang kuat dan tumbuh besar dengan kolam renang di halaman belakang dan hobi memancing di laut dalam Tidak mungkin dia tenggelam," pungkas ibu Dumschat. 

Kata Polisi

Sementara itu Kasubsi Penmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, mengatakan Dumschat meninggal dikarenakan tenggelam di kolam renang di penginapannya pada akhir Mei 2025.

Ayu mengatakan dari hasil pemeriksaan pada saat itu, penyebab kematian Dumschat adalah intoksikasi etanol.

"Hal ini didasari oleh adanya etanol dalam jumlah besar pada seluruh sampel yang diambil ditambah pula dengan adanya duloxetine (yang sayangnya belum dapat ditentukan kadarnya) membuat kemungkinan penekanan sistem saraf pusat serta gangguan penilaian/kognitif menjadi sangat besar peluangnya Gangguan penilaian/kognitif ini berpotensi pula mengakibatkan orang ini tidak mampu mengeluarkan dirinya dari air," kata dia.

Tanggapan RSUP Ngoerah 

Direktur  Medik dan Keperawatan RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah dr. I Made Darmajaya, menjelaskan pihaknya melakukan autopsi jenazah Byron pada 4 Juni 2025. Autopsi yang dilakukan autopsi forensik atau autopsi medico-legal atas permintaan resmi dari penyidik Polsek Kuta Utara.

Sesuai dengan SOP dilakukan pengambilan organ tubuh atau sampel organ jaringan serta cairan tubuh untuk pemeriksaan patologi anatomi serta analisis toksikologi.

Semua data organ atau sampel organ dan jaringan serta cairan tubuh yang diambil itu tercatat dalam laporan autopsi ataupun visum et repertum.

"Jadi pada kasus tertentu jantung memang perlu diambil secara utuh karena menentukan tempat di mana kelainan jantung ditemukan tidaklah mudah. Mengeraskah atau fiksasi istilahnya dalam dunia forensik itu jaringan utuh jelas memerlukan waktu lebih panjang daripada sampel organ," kata Made.

Menurutnya proses pemeriksaan jantung hingga keluar hasil analisinya memerlukan waktu sekitar 1 bulan terkait dengan akurasi dan ketelitian.

"Jadi setelah seluruh pemeriksaan selesai jantung milik Byron James sudah dikembalikan ke Australia. Jadi repatriasi atau pengembalian jantung yang bersangkutan dilakukan setelah tubuh yang bersangkutan diterbangkan kembali ke Australia," ucap Made.

"Jadi karena memang ini kan perlu proses lama pemeriksaan kita jadi jenazah beliau duluan, kemudian disusul setelah ada pemeriksaan jantungnya komplit baru disusulkan," imbuh Made.

Made menegaskan bahwa isu soal penjualan organ atau lainnya adalah tidak benar.

"Saya tegaskan saya mewakili rumah sakit Prof Ngoerah bahwa isu pencurian organ yang beredar adalah tidak benar dan tidak terjadi pada penata laksanaan autopsi almarhum Byron James," katanya.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.