28 September 2025

Get In Touch

Jembatan Penghubung Yordania-Tepi Barat Ditutup Israel

Insiden penembakan terjadi di perbatasan Tepi Barat-Yordania, tepatnya di perlintasan Allenby, 2 orang Israel tewas ditembak sopir truk Yordania. Foto: AFP
Insiden penembakan terjadi di perbatasan Tepi Barat-Yordania, tepatnya di perlintasan Allenby, 2 orang Israel tewas ditembak sopir truk Yordania. Foto: AFP

GAZA (Lentera) - Israel memerintahkan penutupan Jembatan King Hussein atau yang juga dikenal sebagai Jembatan Allenby yang menghubungkan Yordania dan Tepi Barat. 

Otoritas Palestina mengatakan, penutupan jembatan hingga waktu yang tak ditentukan ini akan menghentikan masuknya barang dan orang di satu-satunya pintu yang menghubungkan Yordania dan Tepi Barat.

Otoritas Umum Palestina untuk Perbatasan dan Penyeberangan mengatakan, Israel menutup jembatan penyeberangan mulai Rabu (24/9/2025) hari ini. Direktorat Keamanan Publik Yordania juga mengumumkan penutupan jembatan.

"Penyeberangan ditutup untuk lalu lintas penumpang dan kargo dari sisi lain hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata Direktorat Keamanan Publik Yordania dalam keterangannya, dikutip dari Al Jazeera.

Sebetulnya, jembatan itu baru dibuka lagi pada Minggu (21/9/2025) usai ditutup sementara pasca-serangan mematikan oleh seorang sopir truk. Jembatan itu merupakan titik masuk dan keluar satu-satunya warga Palestina yang ingin berpergian ke luar Tepi Barat.

Penutupan jembatan penting itu dilakukan Israel seiring dengan makin banyaknya negara Barat yang mengakui kedaulatan Palestina, termasuk Prancis dan Inggris.

Serangan oleh Sopir Truk Yordania

Sebelumnya, warga Yordania yang sedang berpergian dengan truk bantuan kemanusiaan menyerang dua tentara Israel di jembatan itu. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Sejak serangan itu, Israel terus melakukan penggerebekan rumah warga Palestina di Tepi Barat. Sebelum serangan di sana, pasukan Israel menahan lebih dari 100 warga Palestina di kota Tulkarem dan memberlakukan jam malam.

Warga Palestina harus melewati ratusan pos pemeriksaan dan sering digeledah oleh tentara Israel saat beraktivitas di Tepi Barat, membuat pergerakan harian mereka menjadi pengalaman yang mengerikan dan memalukan.

Israel juga meluncurkan tindakan keras di Tepi Barat. Lebih dari seribu warga Palestina tewas dalam tindakan keras itu, ribuan orang ditangkap, rumah hingga infrastruktur sipil dihancurkan. 

Bahkan sebelum serangan 7 Oktober 2023, kekerasan yang dilakukan militer dan pemukim Israel memasuki level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Netanyahu Caplok Tepi Barat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinetnya menegaskan akan mencaplok Tepi Barat meski dunia internasional semakin kencang mengakui negara Palestina dan mendukung two state solution.

"Tidak akan ada negara Palestina," kata Netanyahu saat mengumumkan perluasan permukiman baru di tanah Palestina pekan lalu. Permukiman yang dilakukan Israel ini merupakan rintangan besar bagi terwujudnya negara Palestina yang berdaulat.

Saat ini, lebih dari 80% negara-negara dunia telah mengakui negara Palestina. Dengan pengakuan ini, tekanan diplomatik terhadap Israel pun meningkat.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.