28 September 2025

Get In Touch

Serang Membabi Buta Israel ke Yaman Tewaskan 8 Orang 

Israel menyerang Kota Sanaa, ibu kota Yaman pada Kamis (25/9/2025) waktu setempat.
Israel menyerang Kota Sanaa, ibu kota Yaman pada Kamis (25/9/2025) waktu setempat.

SANAA (Lentera)-Israel menyerang secara membabi buta ibu kota Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai kelompok Houthi dan menewaskan 8 orang serta melukai 140 orang lainnya, pada Kamis (25/9/2025) waktu setempat. Hal ini terjadi setelah Houthi memborbardir drone ke selatan Israel.

"8 martir tewas dan 142 lainnya terluka," kata Menteri Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, dilansir AFP dikutip Jumat (26/9/2025).

Serangan ini menghantam fasilitas tahanan Houthi. Hal tersebut dilaporkan oleh media Houthi, Al-Masirah.

"Serangan ini menargetkan pusat intelijen dan keamanan, serta sejumlah bangunan tempat tahanan dan narapidana ditahan," kata mereka. 
Sebelumnya, ada sebuah pembangkit listrik dan 2 rumah di sebuah pemukiman yang dihantam serangan. 

"Serangan ini berhasil menghantam sejumlah kamp militer, menghabisi belasan agen Houthi, dan menghancurkan cadangan drone dan senjata Houthi," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.

 Lalu, Israel masih mengancam akan melakukan serangan tambahan. "Serangan ini akan masih terus berlangsung dan menyerang pemerintah Houthi dalam beberapa waktu ke depan," tutup Katz.

Trump Janji  Tepi Barat Tak Direbut

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak akan membiarkan Israel, sekutu dekatnya, mencaplok Tepi Barat. Upaya aneksasi Tepi Barat ini muncul setelah sejumlah anggota kabinet Israel ingin menguasai kawasan tersebut untuk menghapus rencana two state solution.

"Saya tak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat. Tak akan saya biarkan, itu tak akan terjadi," kata Trump, dilansir AFP, Jumat (26/9/2025). 

Respons Trump ini muncul setelah ia ditanyai apa yang ia janjikan saat pertemuan Multilateral Timur Tengah. Pada pertemuan itu, Trump bertemu dengan para pemimpin Timur Tengah, termasuk Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Itu juga berkaitan dengan sumpah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang tak akan membiarkan berdirinya sebuah Negara Palestina. Selain itu, anggota kabinetnya dari kelompok sayap kanan juga mengancam akan mencaplok Tepi Barat usai kedaulatan Palestina diakui sejumlah Negara Barat. 

Oleh para wartawan di Gedung Putih, Trump kembali ditanyai, apakah ia telah memperingatkan Netanyahu?
"Ya, saya tak akan mengizinkannya," kata Trump. 

"Apakah saya bicara dengannya? Iya, saya bicara. Tapi saya tak akan membiarkan Israel mencaplok Tepi Barat. Ini sudah cukup. Sekarang saatnya berhenti," kata Trump. 

Trump sendiri menyatakan optimismenya terkait perdamaian Gaza yang akan datang. Hal itu masuk dalam pembicaraanya dengan si Perdana Menteri.

"Saya telah berbicara dengan Bibi Netanyahu hari ini, dan kita juga bicara dengan para pemimpin di Timur Tengah. Mereka pemimpin yang hebat, dan kita sudah dekat untuk mencapai kesepakatan soal Gaza, dan mungkin saja, perdamaian," pungkas Trump. 

Editor:Widyawati/berbagai sumber
 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.