
KOLOM (Lentera) -Berbekal Tawaddu pada orangtua tahun 1982 berangkatlah saya dariKertosono menuju Surabaya mengikuti test di Akademi Wartawan Surabaya (AWS) yang terletak di Jl. Kapasari Surabaya.
Kalo boleh flashback sedikit awal mula mengetahui keberadaan AWS -sekarang Stikosa-AWS, adalah ketika Bapak saya mengantarkan teman dekatnya. Tanpa persetujuan sebelumnya, tiba-tiba saya didaftarkan pula ebagai calon mahasiswa.
Bapak punya argumentasi. Salah satunya dengan karena saya gagal mengikuti test Simpenmaru pendidikan tinggi. Jadi, menurut beliau, daripada tidak kuliah mending daftar ke perguruan tinggi swasta.
Alhamdulillah saya dinyatakan lolos dan layak menjadi mahasiswa di AWS.
Sejak itu mulailah saya beraktivitas sebagai mahasiswa. Kuliah sore hari, pulangnya agak malam.
Beda dengan kalau kuliah di perguruan tinggi negeri. Berangkat pagi pulang siang/sore hari.
Kampus AWS memang spesifik. Disini menampung mahasiswa yang sudah bekerja. Baik sebagai wartawan atau karyawan yang ingin mempunyai legalitas resmi sebuah ijasah untuk jenjang masa depan yang lebih baik tentunya.
Di dalam gedung yang minimalis itulah mulai mengenal berbagai aneka media massa baik cetak maupun elektronik.
Saat itu termasuk performance pribadi para jurnalisme yang komplicated. Semua saya catat di memori harian pribadi. Senang, lucu, sedih dan happy. Semua membaur jadi satu.
Berawal dari situlah tertempa semangat ingin menggeluti profesi wartawati bergabunglah awak ini di media majalah FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri) milik TNI/POLRI.
Kalo teman saya Dhimam Abror mengumpamakan AWS dan mahasiswa bagaikan 'lumpang dan alu' saya sangat setuju.
Gedung AWS dengan segala sarana dan prasarananya adalah ‘lumpang’ yangg siap menampung siapa pun tanpa pandang bulu. Dan mahasiswa sebagai ‘alu’ jadilah lumpang dan alu menyatu menghasilkan tumbukan yang siap merubah diri menjadi sebuah profesionalis.
Berdasar ijasah AWS itulah saya berhasil menjadi bagian dari Pegawai Negeri Sipil di Hubungan Masyarakat di Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama 20 tahun.
Sedangkan sisa pengabdian sebaga PNS pindah di Bagian Umum pemerintah Provinsi Jawa Timur sekitar 12 tahun.
Jumat, 26 September 2025 keberadaan Lentera Media grup sudah menginjak usia 8 tahun.
Tiada kata yang bisa saya sampaikan kecuali maju terus pantang menyerah di tengah digital 4.O semoga sukses.
Ciptakan komunikasi yang jelas lugas transparan sesuai ajaran nilai-nilai jurnalistik 5W1H kepada masyarakat yang butuh informasi.
Masing-masing media mempunyai pangsa pasar sendiri-sendiri. Ttapi yakinlah bahwa Lentera media bisa menyajikan informasi lengkap.
Maju terus. Sukses karyanya, sukses pula jurnalisnya. Aamiiin.
CATATAN: Disampaikan saat penulis memberi tesimoni pada HUT Lentera-Media
Penulis: Nur Hidayah|Editor: Arifin BH