02 October 2025

Get In Touch

Lagi, Ratusan Siswa di Garut Diduga Keracunan MBG Termasuk Balita

Salah satu siswa SMP PGRI Kedungora yang diduga keracunan menu MBG ditemani ayahnya, saat mendapat bantuan oksigen di intalasi Gawat Darurat Puskesmas Kadungora, Selasa (30/09/2025). (foto:ist/Kompas.com)
Salah satu siswa SMP PGRI Kedungora yang diduga keracunan menu MBG ditemani ayahnya, saat mendapat bantuan oksigen di intalasi Gawat Darurat Puskesmas Kadungora, Selasa (30/09/2025). (foto:ist/Kompas.com)

GARUT (Lentera) - Siswa yang diduga menjadi korban keracunan makanan setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Selasa (30/9/2025) malam, mencapai 131 orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Dari jumlah tersebut, termasuk satu orang balita harus dirujuk ke RSUD dr Slamet Garut karena harus mendapatkan perawatan intensif. 

"Ada tiga orang di RSU karena perlu perawatan intensif, (balita) itu termasuk yang dibawa ke rumah sakit," jelas Bupati Garut, Abdusy Syakur Amien usai melihat langsung penanganan para korban di Puskesmas Kadungora Selasa (30/9/2025) malam mengutip Kompas.com, Rabu (1/10/2025). 

Menurut Syakur, para korban mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan di tiga fasilitas kesehatan, yaitu Puskesmas Kadungora, Puskesmas Leles, dan yang perlu perawatan intensif di RSU dr Slamet Garut. 

Syakur memastikan, para korban mendapatkan pelayanan maksimal di fasilitas kesehatan dan menurutnya, sampai saat ini penanganan para korban masih terkendali. 

"Tadi saya cek kesiapan petugas, alat kesehatan, obat-obatannya semua terkendali," katanya. 

Syakur mengungkapkan, hingga saat ini, para siswa yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kadungora yang paling banyak menampung korban banyak yang sudah mulai membaik meski masih harus menjalani observasi. 

"Beberapa orang wajahnya sudah recovery, ya cerah, tapi tetap monitoring sampai 8 jam," katanya. 

Pantauan Kompas.com di Puskesmas Kadungora, satu balita yang dirujuk ke RSU dr. Slamet Garut sempat mendapatkan penanganan medis dalam kondisi tidak sadarkan diri. 

Petugas pun melakukan penanganan medis, untuk menjaga kesadarannya di tengah kunjungan bupati ke ruang instalasi gawat darurat. 

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana pun tampak memantau langsung penanganan balita tersebut hingga sadar, dan tak lama kemudian dirujuk ke RSUD dr Slamet Garut dengan ambulans yang telah disiagakan di depan Puskesmas. 

"Tadi yang bawa balita ke RSU ambulans dari PMI," jelas salah seorang pengemudi ambulans yang disiagakan di depan Puskesmas Kadungora. 

Beberapa unit ambulans, hingga pukul 22.00 WIB tampak siaga di depan Puskesmas Kadungora. Warga pun masih tampak berkerumun di depan Puskesmas Kadungora, yang kebanyakan adalah keluarga para korban.

Sebelumnya diberitakan, puluhan siswa SMP di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, dilarikan ke Puskesmas Kadungora setelah mengalami gejala keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (30/9/2025). 

Kepala Puskesmas Kadungora, Noni Cahyana mengatakan hingga pukul 17.00 WIB sudah ada 55 siswa yang datang untuk mendapatkan perawatan. 

"Iya 55 orang sampai jam 5 sore ini," kata Noni saat ditemui di Puskesmas Kadungora. 

Dari pantauan Kompas.com, siswa mulai berdatangan ke Puskesmas sejak pukul 15.30. 

"Mulai jam setengah empat berdatangannya, bada ashar lah," ujar seorang petugas Puskesmas. 

Siswa kelas II SMP PGRI Kadungora, Salsa Zahra mengaku sempat makan menu MBG berupa rendang sapi, sayuran, dan susu kemasan. 

"Daging sama rendang dimakan jam 1, terus langsung enggak enak perut, kalau susu diminum jam 3," kata Salsa. 

Ia merasakan pusing, mual, dan sesak napas hingga harus mendapatkan bantuan oksigen. Harun, orangtua Salsa, mengatakan sempat membawa anaknya ke RS Nurhayati sebelum dipusatkan di Puskesmas Kadungora. 

"Awalnya di RS Nurhayati dulu yang dekat, tadi dibawa ke Puskesmas karena harus dipusatkan di sini," ujarnya. 

Harun mengaku kaget anaknya mengalami keracunan, apalagi pekan lalu juga terjadi kasus serupa di Kadungora. "Tujuan pemerintah memang bagus, tapi kalau sudah seperti ini bagaimana," katanya.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.