
SURABAYA (Lentera) – Mencermati terjadinya gempa bebeapa di wilayah Jawa Timur, menurut pakar geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya harus dihadapi dengan kesiapan masyarakat dan infrastruktur.
Seperti gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Sumenep, pada Selasa (30/9/2025) tadi malam, sebelumnya, gempa magnitudo 5,7 juga terjadi di timur laut Banyuwangi, pada Kamis (25/9/2025) lalu.
Menanggapi hal itu, Pakar geologi ITS Surabaya, Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si menilai rangkaian gempa yang terjadi di Jawa Timur merupakan keniscayaan atau pasti terjadi, karena posisi Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng besar dunia (Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Samudra Hindia/ Lempemg Indo-Australia) sehingga potensi gempa tidak bisa dihindari.
“Indonesia memang takdirnya berada di daerah rawan gempa. Lempeng Eurasia di bagian utara, Lempeng Indo-Australia di bagian barat dan selatan, serta Lempeng Pasifik di bagian timur. Lempeng-lempeng itu akan terus bergerak dan menghunjam ke permukaan bumi sejak jutaan tahun lalu. Pergerakan lempeng yang terus menerus akan mengakibatkan akumulasi energi yang dapat memicu terjadinya gempa. Semua ini bisa menimbulkan gempa maupun patahan (sesar),” jelas Amien kepada Lentera, Rabu (1/10/2025).
Ia mencontohkan, gempa Sumenep yang berulang di lokasi yang sama, sebagaimana sebelumnya pernah terjadi pada 2011.
“Di tempat yang sama bisa terulang gempa yang sama. Bisa 5 tahun, 10 tahun, atau 100 tahun kemudian. Jadi masyarakat harus menyiapkan diri, baik orangnya maupun rumah atau bangunannya,” tegasnya.
Amien mengingatkan, lempeng di selatan Jawa terus bergeser sekitar 6 cm per tahun, sehingga potensi gempa di kawasan tersebut akan terus ada.
“Yang perlu diwaspadai adalah gempa berskala besar. Karena itu kesiapan masyarakat dan infrastruktur sangat penting,” tambahnya.
Terkait Surabaya, Amien menilai kota ini relatif aman karena gempa yang terjadi biasanya berkekuatan kecil, di bawah magnitudo 4.
“Kalaupun terjadi gempa 6 magnitudo seperti di Bawean, rumah-rumah di Surabaya relatif tidak bermasalah. Tapi tetap perlu kesiapsiagaan,” tuturnya.
Tak lupa, Amien juga mengingatkan masyarakat terkait pentingnya edukasi mitigasi bencana, agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi.
“Kita harus siap menghadapi gempa besar, baik dari sisi masyarakatnya maupun infrastrukturnya,” pungkas Amien.
Reporter: Amanah/Editor: Ais