04 October 2025

Get In Touch

Bunga Matahari Ditanam di Cikande untuk Serap Radiasi

Ilustrasi bunga matahari. (Pexels)
Ilustrasi bunga matahari. (Pexels)

SURABAYA (Lentera) - Pemkab Serang berencana menanam bunga matahari di kawasan Cikande yang terpapar radiasi Cesium 137, karena tanaman ini dikenal mampu menyerap dan membersihkan limbah radioaktif dari lingkungan. Upaya ini bukan hal baru, sebab bunga matahari juga pernah digunakan secara massal setelah tragedi Chernobyl tahun 1986 sebagai salah satu langkah pemulihan lingkungan.

“Bunga matahari sangat pandai menyerap isotop radioaktif tertentu,” jelas ilmuwan tanah Michael Blaylock dilansir dari IFL science.

Tanaman berwarna cerah ini tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menyimpan biomassa di daun dan batang, sehingga mampu menyerap lalu membuang zat radioaktif tanpa mencabut akarnya, seperti halnya bunga matahari dalam membersihkan lingkungan.

Fitoremediasi, yaitu pemanfaatan tanaman untuk membersihkan racun dari lingkungan, terbukti berhasil di Chernobyl, tempat bencana nuklir meninggalkan tanah dan air yang tercemar unsur radioaktif cesium serta strontium.

Keberhasilan proses ini terjadi karena isotop mampu “meniru” nutrisi yang secara alami diserap bunga matahari, di mana cesium berperan menyerupai kalium yang penting untuk fotosintesis, sedangkan strontium meniru kalsium yang berfungsi memberikan kekuatan struktural pada tanaman.

Awal Bunga Matahari Penghilang Radiasi 

Dilansir dari UA magazine, banyak teknologi yang dikembangkan sejak kecelakaan Chernobyl pada tahun 1986 menggunakan mesin dan bahan kimia canggih; namun, beberapa perusahaan dan ilmuwan telah mengalihkan perhatian mereka kepada sahabat dan penolong tertua kita: tumbuhan. 

Para ilmuwan telah menyelidiki spesies tumbuhan yang tidak dianggap untuk dikonsumsi untuk membantu menghilangkan radionuklida yang dilepaskan setelah kecelakaan nuklir. Proses ini disebut fitoremediasi.

Penggunaan fitoremediator telah dimulai puluhan tahun yang lalu. Namun, dari ribuan tanaman yang dipertimbangkan, kultivar bunga matahari Helianthus annuus L telah dinyatakan sebagai pemenang yang jelas. 

Pada tahun 1986, ahli biologi tanaman Ilya Rasking dan kelompok penelitiannya di Universitas Rutgers menemukan bahwa budidaya hidroponik spesies bunga matahari ini dengan cepat mengakumulasi logam berat dan radionuklida. Mereka melakukan eksperimen dengan air yang terkontaminasi uranium di Ohio, dan melaporkan bahwa, setelah 24 jam, konsentrasi uranium dalam air menurun hingga 94%. 

Pada tahun 1994, sebuah upaya multinasional berhasil menggunakan bunga matahari untuk membersihkan 137Cs dan strontium 90Sr dari air di Chernobyl, Ukraina. Ladang bunga matahari yang luas ditanam di area terdampak, sedekat satu kilometer dari reaktor nuklir yang rusak. 

Menurut perusahaan Phytotech, fitoremediasi mengurangi biaya pembersihan hingga sepuluh persen dibandingkan dengan metode lain seperti perawatan kimia. 

Spesies bunga matahari Helianthus annuus L juga terbukti mampu menghilangkan logam beracun lainnya, seperti Cu2+, Cd2+, Ni2+, Pb2+, dan Zn2+, dari larutan air secara efektif. 

Bunga matahari efektif di dalam air dalam eksperimen dan di Chernobyl, tetapi tidak demikian halnya di dalam tanah. 

Para peneliti dari Universitas Purdue di AS menyelidiki fitoremediator lain seperti mustard dan tembakau. Profesor botani Mary Alice Webb melakukan eksperimen dengan bibit tembakau untuk menyerap kalsium. 

Secara mengejutkan, eksperimennya menunjukkan bahwa tembakau juga mampu menyerap isotop 90Sr, dan menyadari bahwa tembakau juga dapat membantu membersihkan tanah dari kontaminan nuklir ini. Dalam hal ini, yang terjadi adalah 90Sr meniru kalsium yang mengalir ke tanaman. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.