07 October 2025

Get In Touch

Sehari Dua MBG Bermasalah: Ratusan Siswa Keracunan di NTT dan Ditemukan Ulat di Bima

Sejumlah siswa SD saat mendapat penanganan medis di tenda darurat, yang dibangun polisi di Lapangan Puspenmas Soe, Kabupaten TTS, NTT, Jumat (3/10/2025). (foto: ist/detikcom/dok.Polres TTS)
Sejumlah siswa SD saat mendapat penanganan medis di tenda darurat, yang dibangun polisi di Lapangan Puspenmas Soe, Kabupaten TTS, NTT, Jumat (3/10/2025). (foto: ist/detikcom/dok.Polres TTS)

KUPANG (Lentera) - Dalam sehari, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada dua daerah kembali bermasalah. Dengan ditemukannya ulat pada menu MBG untuk siswa MIN Tolaboli, Kota Bima dan ratusan siswa diduga keracunan makanan setelah menyantap MBG di Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Jumat (3/10/2025). 

Korban dugaan keracunan massal setelah menyantap menu MBG di Timor Tengah Selatan (TTS), NTT meningkat hingga mencapai 331 orang sampai, Jumat (3/10/2025) malam mengutip CNN Indonesia, Sabtu (4/10/2025).

Merespons lonjakan ini, Polres TTS ikut turun tangan dengan membuka posko layanan medis untuk membantu penanganan korban. Kapolres TTS, AKBP Hendra Dorizen membenarkan langkah tersebut. 

"Iya, Polres TTS juga membuka posko layanan untuk membantu pelayanan medis korban keracunan," kata Dorizen kepada CNN Indonesia, pada Jumat malam.

Dorizen menjelaskan, pembukaan posko dilakukan karena tingginya jumlah korban yang kini mencapai ratusan.

"Alasannya kami melakukan pembukaan posko karena sudah sangat banyak korban keracunan yang mencapai 331 orang. Sehingga kami bantu membuka posko Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menangani para korban," ungkapnya.

Di Posko Kesehatan Polres TTS, saat ini masih terdapat 15 orang yang menjalani perawatan sejak dibuka pada, Jumat sore.

"Sampai sekarang (Jumat malam) masih ada 15 orang yang ditangani tenaga medis dari klinik Polres TTS," ujar Dorizen.

Tenaga medis dari klinik Polres TTS didampingi anggota Polres dan bantuan tenaga medis dari Dinas Kesehatan setempat, untuk membantu perawatan dan penjagaan para korban. Dorizen memastikan, semua korban yang dirawat di Posko Polres dalam kondisi stabil.

Dari data total ada 331 korban yang diduga mengalami keracunan massal kini ditangani di empat posko KLB yang tersebar di Kota Soe:

1. Posko RSUD SoE

2. Posko Polres TTS

3. Posko SD GMIT SoE 2

4. Posko Puskesmas Kota SoE

Dorizen merinci, dari total 331 korban, 273 orang telah diizinkan pulang ke rumah setelah mendapat penanganan medis dan 58 orang masih menjalani perawatan intensif di empat posko.

Korban yang masih dirawat tersebar di Posko RSUD (24 orang), Posko Polres TTS (15 orang), Posko SD GMIT SoE 2 (9 orang), dan Posko Puskesmas Kota (10 orang).

Kapolres mengungkap, bahwa 331 korban keracunan ini berasal dari 12 lokasi penerima jatah MBG yang didistribusikan oleh Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Kota Soe 1.

Sebanyak 12 lokasi penerima manfaat tersebut terdiri dari empat Sekolah Dasar (SD), dua Taman Kanak-kanak (TK), satu PAUD, satu SMA, dan empat Posyandu.

SPPG Kota Soe 1, diketahui berada di bawah naungan Yayasan Peduli Timorana Mandiri dan melayani total 3.026 penerima manfaat di 12 lokasi tersebut.

Polres TTS kini tengah berfokus pada penanganan korban, sambil menyelidiki penyebab pasti keracunan massal yang membuat ratusan anak jatuh sakit usai menyantap makanan yang seharusnya bergizi.

Berikut lokasi dan jumlah penerima manfaat MBG yang mengalami dugaan keracunan:

1. SD GMIT Soe 2 : 195 orang

2. SD Oenasi : 44 orang

3. SD Inpres SoE : 33 orang

4. SD Advent : 14 orang

5. Posyandu Kota Baru : 6 orang

6. Posyandu Bhayangkari: 3 orang

7. Pasyandu Nonohonis : 1 orang

8. Posyandu Maleset : 12 orang

9. SMA Karya : 1 orang

10. Paud Cendana : 1 orang

11. TK Et Labora : 1 orang

12. TK Oenasi : 20 orang.

 

Ditemukan ulat pada menu MBG di Bima

Pada hari yang sama, siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tolobali, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menemukan ulat dalam menu MBG. Temuan itu direkam siswa, dan videonya diunggah wali murid ke media sosial.

Video berdurasi 16 detik itu diunggah akun Facebook @Annyta GiLby II, pada Jumat (3/10/2025). Wali murid tersebut diketahui orang tua salah satu siswa kelas 6C MIN Tolobali, seperti dirilis detikcom, Sabtu (4/10/2025).

"Video terkait adanya ulat di menu MBG yang saya unggah di Facebook ini, berasal dari teman-teman anak saya di sekolah," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (3/10/2025).

Ia mengatakan, makanan dengan ulat itu merupakan jatah MBG untuk anaknya. Beruntung, sang anak tidak memakannya.

"Tidak jadi dimakan," katanya.

Dalam video itu, sejumlah siswa tampak berteriak kaget melihat ulat keluar dari daging dan sayur selada.

"Itu, itu ulat itu," ucap seorang siswa.

"MBG apa ini, ada ulat," timpal siswa lain.

Kepala MIN Tolobali, Irfan membenarkan temuan ulat tersebut.

"Ditemukan siswa dari menu MBG yang dibagikan hari ini sekitar pukul 11.00 Wita tadi," katanya.

Menurut Irfan, ulat hanya ada di satu porsi makanan. Dugaan sementara, ulat berasal dari selada yang disajikan bersama daging.

"Sesuai keterangan guru pendamping, cuma satu porsi saja," jelasnya.

Irfan menuturkan, pihak dapur MBG langsung datang ke sekolah dan meminta maaf. Mereka berjanji menjaga kebersihan agar kejadian tak terulang.

"Kami juga meminta kepada pihak dapur, agar menyalurkan MBG tepat waktu dan tetap higienis," ujar Irfan.

Ia menambahkan, sejak MBG disalurkan pada Juli 2025, kasus ini baru pertama kali terjadi imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ule, Fajar mengatakan pihaknya masih mengecek informasi.

"Sedang cek," ujarnya singkat.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Syarifuddin memastikan timnya sudah turun, untuk memeriksa makanan MBG tersebut.

"Saya sudah minta anggota Dinkes untuk mengecek dulu, hasilnya nanti akan kami sampaikan," tegasnya.

Editor: Arief Sukaputra/Berbagai sumber

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.