08 October 2025

Get In Touch

Eksperimen Unik, Ilmuwan Masak Sup Bison Purba 50.000 Tahun

Bison stepa. Foto: Bernt Rostad/Wikimedia
Bison stepa. Foto: Bernt Rostad/Wikimedia

SURABAYA (Lentera) - Para ilmuwan melakukan eksperimen unik dengan memasak sup menggunakan daging bison purba yang telah terawetkan secara alami selama 50.000 tahun. Menariknya, mereka menyebut bahwa rasa sup tersebut cukup lezat.

Hewan purba itu diketahui sebagai bison legendaris bernama Blue Babe. Sekitar 50.000 tahun yang lalu, bison stepa (Bison priscus) ini hidup di wilayah Alaska pada masa Zaman Es. Ia tewas akibat serangan singa, dan ribuan tahun kemudian tubuhnya ditemukan dalam kondisi hampir utuh, membeku di lapisan es abadi Alaska.

Penemuan langka ini terjadi pada tahun 1979 ketika seorang penambang emas menemukan jasad bison yang terawetkan dengan sangat baik, kemudian menyerahkannya kepada para ilmuwan. Blue Babe pun tercatat sebagai satu-satunya bison dari zaman Pleistosen yang berhasil diangkat dari lapisan es abadi (permafrost).

Menariknya, selain dijadikan objek penelitian ilmiah, rasa ingin tahu beberapa ilmuwan mendorong mereka untuk mengolah sebagian kecil daging bison tersebut menjadi hidangan berupa sup dari leher bison berusia puluhan ribu tahun.

Makan malam yang tidak biasa itu digelar di kediaman paleontolog Dale Guthrie, sosok yang memimpin proses evakuasi Blue Babe. Awalnya, hasil analisis menunjukkan bahwa usia bison tersebut sekitar 36.000 tahun, namun penelitian terbaru memperbaruinya menjadi sekitar 50.000 tahun.

Karena tubuh Blue Babe membeku dengan sangat cepat, jaringan ototnya masih terjaga menyerupai daging asap kering, lengkap dengan lapisan lemak dan sumsum tulang. Melihat kondisi tersebut, para peneliti pun memutuskan untuk mengolah sebagian dagingnya menjadi sup, terinspirasi dari ilmuwan Rusia yang sebelumnya pernah mencicipi hasil temuan arkeologis serupa.

“Untuk merayakan kerja Eirik Granqvist [ahli taksidermi] dengan Blue Babe, kami membuat sup daging bison untuknya dan untuk Bjorn Kurten, yang sedang memberi kuliah tamu,” tulis Guthrie dikutip IFL Science. “Sedikit bagian dari leher mumi dipotong dadu, lalu direbus bersama kaldu dan sayuran.”

Hasilnya? Menurut peneliti, daging bison itu sedikit alot dengan aroma khas Pleistosen.

“Kami makan Blue Babe untuk makan malam. Dagingnya memang sudah sangat tua, agak alot, tapi supnya punya aroma khas Pleistosen. Tak seorang pun berani melewatkannya,” kenang Guthrie.

Menurut Guthrie, mengolah daging leher berusia 50.000 tahun menjadi steak bukanlah ide yang bijak. Namun, ketika daging tersebut direbus bersama berbagai sayuran dan rempah, rasanya ternyata tidak seburuk yang dibayangkan.

Meski bumbu dan cara memasak membantu memperbaiki cita rasa, bagian perut Blue Babe tidak dapat diselamatkan karena sudah membusuk sebelum tubuhnya sempat membeku. Beruntung, bagian leher yang sempat digigit singa membeku lebih cepat, sehingga setelah 50.000 tahun berlalu dan dicairkan kembali, kondisinya masih cukup baik untuk diolah.

“Ketika dicairkan, dagingnya mengeluarkan aroma daging sapi yang khas, bercampur samar bau tanah dan sedikit jamur,” tulis Guthrie.

Pada 6 April 1984, sekitar belasan orang berkumpul untuk menyantap sup unik itu, dan kalau kamu penasaran soal efek samping makan daging berusia puluhan ribu tahun, rupanya mereka semua baik-baik saja.

“Rasanya lezat, dan tidak ada seorang pun yang sakit setelah memakannya,” kata Guthrie.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.