Bank Jatim Diingatkan agar Siapkan Strategi Bisnis Sebelum Terima Dana Rp20 Triliun dari Pusat

SURABAYA (Lentera) - Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Hasan Irsyad mengingatkan Bank Jatim agar menyiapkan strategi bisnis sebelum menerima suntikan dana 20 T dari pemerintah pusat.
Diketahui, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana menempatkan dana saldo anggaran lebih (SAL) di Bank Jakarta, dan kemungkinan juga di salah satu bank daerah di Jawa Timur.
“Bank Jatim harus membuat analisis investasi dan pasar serta Rencana Bisnis untuk memastikan penambahan likuiditas tersebut mampu terserap untuk kredit produktif, khususnya bagi pelaku usaha UMKM,” ungkapnya, Rabu (8/10/2025).
Politisi Golkar tersebut mengingatkan agar tambahan dana tidak justru menjadi beban karena tidak tersalurkan secara efektif.
"Jangan sampai penambahan likuiditas berdampak semakin besarnya uang menganggur (idle money) pada Bank Jatim,” katanya.
Hasan Irsyad menilai, kemampuan Bank Jatim dalam menyalurkan kredit dapat dilihat dari kinerja tahun sebelumnya. Pada 2024, pertumbuhan kredit Bank Jatim mencapai 16,98%, dengan total dana pihak ketiga sebesar Rp64,057 triliun yang terserap dalam kredit produktif dan konsumtif.
“Sementara target pertumbuhan kredit Bank Jatim pada tahun 2025 sebesar 14%–16%,” jelasnya.
Menurut Ketua Askar Ulama Golkar Jatim tersebut, capaian itu menunjukkan bahwa Bank Jatim masih memiliki likuiditas yang cukup untuk penyaluran kredit setiap tahunnya. Namun, jika rencana suntikan dana hingga Rp20 triliun benar terealisasi, hal itu akan menjadi ujian baru bagi manajemen bank pelat merah tersebut.
“Hal ini menjadi tantangan bagi Bank Jatim untuk meningkatkan penyaluran kredit jika Menkeu memberikan suntikan dana hingga 20 triliun pada Bank Jatim,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mengoptimalkan pertumbuhan kredit, Bank Jatim perlu memperluas pasar potensial di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah.
“Untuk meningkatkan penyaluran kredit dan pertumbuhan kredit, Bank Jatim harus memperluas market share potensial pada 1,9 juta pelaku UMKM dan memacu penyaluran kredit pada segmen kredit usaha mikro, usaha ritel, dan usaha menengah,” jelasnya.
Selain memperluas pasar, Hasan Irsyad juga menekankan pentingnya dukungan regulasi bunga rendah agar kredit produktif bisa lebih terjangkau bagi pelaku usaha kecil.
“Hal ini tentunya harus didukung dengan kebijakan bunga rendah yang harus dipertegas dalam aturan pemberian pinjaman oleh Menkeu kepada Bank Jatim,” tegasnya.
Ia menilai, langkah Kementerian Keuangan menempatkan dana tersebut sangat positif dalam menggerakkan perekonomian daerah. Namun, seluruhnya harus dipersiapkan dengan matang.
“Pemberian suntikan dana ini sangat bagus untuk menggerakkan ekonomi Jawa Timur, namun semuanya harus dipersiapkan secara matang, termasuk analisis investasi dan pasar serta kesiapan rencana bisnis Bank Jatim,” pungkasnya.
Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH