19 October 2025

Get In Touch

Dinkes Kota Malang Catat 9.000 Kasus ISPA hingga September 2025

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lentera)
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat hampir 9.000 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga akhir September 2025. Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan penyakit tersebut menempati posisi sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus tertinggi di Kota Malang.

"ISPA itu memang menjadi 10 penyakit paling atas di Kota Malang. Masyarakat datang dengan keluhan tidak enak, mulai dari hidung sampai saluran pernapasan bagian atas. Bisa serik, ada bersinnya, ada batuknya, itu sudah masuk ISPA," ujar Husnul, Sabtu (18/10/2025).

Husnul menambahkan, laporan kasus ISPA di Kota Malang cenderung stagnan setiap bulannya, tanpa menunjukkan lonjakan signifikan. Namun, secara keseluruhan, angka kejadian tetap tergolong tinggi.

"Kalau peningkatan saya belum tahu angkanya, tapi paling tidak setiap bulan laporannya hampir stagnan dari bulan sebelumnya, hampir sama," katanya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Dinkes Kota Malang hingga 25 September 2025, tercatat sebanyak 8.990 kasus ISPA. Rinciannya, kasus ISPA pada anak usia 5–9 tahun sebanyak 1.311 kasus, remaja usia 10–18 tahun sebanyak 1.618 kasus, usia dewasa 19–59 tahun sebanyak 4.598 kasus, dan lansia di atas 60 tahun sebanyak 1.463 kasus.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, total kasus ISPA di 2025 menunjukkan adanya penurunan. Pada tahun 2024, Dinkes mencatat kasus ISPA pada anak sebanyak 10.048, usia remaja dan dewasa (9 hingga 60 tahun) mencapai 36.647, serta kasus pada lansia sebanyak 7.885.

Meski demikian, Husnul mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap risiko penularan penyakit pernapasan. Terutama pada masa pancaroba yang ditandai dengan perubahan cuaca ekstrem. 

Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri dan menerapkan kebiasaan sehat seperti saat pandemi Covid-19.

"Sekarang ini kadang pagi terasa panas, kemudian sorenya mendung dan hujan. Untuk yang berkegiatan di luar, berkumpul dengan banyak orang, paling tidak ada alat pelindung. Jadi maskernya bisa dipakai, kebiasaan hidup sehat saat Covid-19 itu bisa digalakkan lagi," katanya.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk menjaga pola makan dan memastikan kecukupan asupan gizi guna meningkatkan daya tahan tubuh. "Kalau tidak ada kegiatan mendesak di luar, bisa di dalam ruangan saja. Jangan lupa asupan nutrisinya harus semaksimal mungkin," tambahnya.

Terkait kemungkinan adanya kasus Covid-19 di balik peningkatan ISPA, Husnul menyebut belum ada laporan temuan tersebut di Kota Malang. Namun, ia tidak menampik adanya potensi penularan penyakit lain melalui gejala awal ISPA.

"Itu kan virus, sudah berkembang, artinya dari virus yang awal dulu ke sekarang, kan berbeda virusnya. Nah, dikhawatirkan seperti Kemenkes menyebutkan beberapa imbauan, karena ISPA kalau ada gejala tambahan bisa menjadi awal masuknya virus lain termasuk Covid," terang Husnul.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.