05 November 2025

Get In Touch

Kota Malang Terpilih Jadi Kota Kreatif Dunia UNESCO Bidang Media Arts

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Sabtu (1/11/2025) (Santi/Lentera)
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Sabtu (1/11/2025) (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Kota Malang terpilih sebagai salah satu jaringan kota kreatif dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Penetapan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, di Paris pada 30 Oktober 2025. Kota Malang masuk dalam daftar UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang Media Arts atau Seni Media.

"Kota Malang sah terpilih sebagai salah satu kota kreatif dunia oleh UNESCO. Yang diajukan di seluruh Indonesia ada enam, yang masuk hanya kita dan Ponorogo," ujar Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, dikonfirmasi pada Sabtu (1/11/2025).

Wahyu menjelaskan, tim dari UNESCO telah melakukan penilaian sejak satu tahun lalu, termasuk meninjau langsung berbagai inisiatif dan infrastruktur pendukung sektor ekonomi kreatif di Kota Malang.

"Ini suatu kebanggaan dan prestasi karena UNESCO tidak main-main. Proses menuju ke sana juga cukup panjang, melelahkan juga. Banyak hal yang harus dilakukan. Timnya dari UNESCO juga turun ke lapangan, penilaian sudah dilakukan setahun yang lalu," tuturnya.

UNESCO Creative Cities Network (UCCN) merupakan program yang mengakui dan menghubungkan kota-kota di seluruh dunia yang mengutamakan kreativitas sebagai strategi utama pembangunan berkelanjutan. Untuk kategori Media Arts, pengakuan diberikan kepada kota yang unggul dalam integrasi teknologi digital, seni visual, film, desain interaktif, animasi, dan media baru dalam kehidupan kotanya.

Wahyu menambahkan, capaian tersebut tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, pelaku ekonomi kreatif, dan komunitas kreatif di Kota Malang. Menurutnya, Malang telah menunjukkan kemajuan di berbagai subsektor ekonomi kreatif yang dinilai oleh UNESCO.

"Faktor yang mendorong ada banyak. Selain 17 subsektor ekonomi kreatif yang sudah kita jalankan, juga dukungan dari pelaku ekraf, kebijakan pemerintah, dan sinergitas bersama. Termasuk sarana dan prasarana yang kami miliki, seperti keberadaan Malang Creative Center (MCC)," jelasnya.

Vicky Arief H., salah satu tim penyusun Dossier UNESCO Malang City of Media Art, menjelaskan penetapan ini merupakan hasil perjalanan panjang selama satu dekade pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang.

"Sepuluh tahun lalu kami mencoba inisiasi dan melihat bagaimana kota Malang memiliki navigasi pembangunan. Saat itu kami melihat potensi besar dari talenta kreatifnya," ungkapnya.

Vicky menambahkan, perjalanan tersebut dimulai dengan munculnya Malang Creative Fusion (MCF) sebagai forum lintas komunitas kreatif, hingga terbentuknya Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang di bawah Surat Keputusan Wali Kota.

Konsistensi kolaborasi tersebut, kata dia, akhirnya melahirkan regulasi dan kebijakan yang membuat Malang layak menyandang status kota kreatif dunia.

"Selama sembilan tahun perjalanan, dukungan regulasi dan kebijakan yang terus diperkuat akhirnya membuktikan Kota Malang layak menjadi kota kreatif dunia," jelasnya.

Vicky menilai, pengakuan UNESCO ini bukan akhir dari perjalanan. Melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar untuk menjadikan kreativitas sebagai bagian penting pembangunan. Ia menyebut, status ini harus berdampak pada pendidikan, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan nilai ekonomi.

Menurutnya, langkah berikutnya adalah memperkuat ekosistem kolaboratif lintas sektor. Agar status kota kreatif benar-benar memberi dampak luas bagi masyarakat di Kota Malang.

"Ketika sudah ditetapkan bersanding dengan kota-kota level dunia, tantangan berikutnya adalah bagaimana menjadikan kota kreatif sebagai platform lintas stakeholder. Mulai dari akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, media, dan aplikator. Itu harus punya rencana aksi bersama," pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.