05 November 2025

Get In Touch

Soal Insiden Live IG, Wali Kota Surabaya Tolak Pengunduran Diri Hening

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

SURABAYA (Lentera)— Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, akhirnya bicara terkait viralnya candaan admin media sosialnya, Hening Dzikrillah, yang terekam saat live Instagram. Eri menyatakan tidak akan menerima atau menolak pengunduran diri Hening dan meminta publik tidak membunuh karakter anak muda hanya karena satu kesalahan.

Eri mengaku baru mengetahui kejadian itu setelah kembali dari agenda luar kota. Saat kembali bertugas, ia menerima surat pengunduran diri dari Hening yang disampaikan melalui Sekretaris Daerah (Sekda).

“Saya tidak mengizinkan dia mundur. Kesalahan adalah bagian dari proses belajar anak muda. Jangan dibunuh karakternya hanya karena satu kekhilafan,” kata Eri, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, Hening merupakan anak muda yang punya kemampuan dan keberanian besar, termasuk keberanian untuk mengakui kesalahannya secara terbuka di media sosial tanpa diminta.

“Tidak semua anak muda berani mengakui kesalahan di muka umum. Itu menunjukkan dia punya tanggung jawab. Keberanian seperti ini justru harus didorong, bukan dimatikan,” ujarnya.

Eri juga membantah anggapan bahwa kejadian itu disengaja atau merupakan upaya menjatuhkan dirinya. “Kalau mau menjatuhkan, tidak perlu lewat live seperti itu. Wong masalah seperti ini kok sampai dibilang pidana. Saya malah ketawa,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengorbankan Hening demi kepentingan politik maupun citra pribadi. “Popularitas itu bukan tujuan saya. Dan saya tidak akan mengorbankan anak muda Surabaya hanya karena tekanan politik,” tambahnya.

Eri menyampaikan bahwa Hening tetap bertugas sebagai admin, namun untuk sementara tidak berada di posisi yang berhadapan langsung dengan publik seperti saat live.

“Dia butuh menenangkan diri dulu. Tapi tetap menjadi bagian dari tim. Tidak saya pecat dan tidak saya hilangkan,” tuturnya.

Eri mengungkapkan, media sosial Pemerintah Kota Surabaya bukan untuk pencitraan, melainkan untuk edukasi dan menyampaikan program secara ikhlas.

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh jajaran, khususnya generasi muda yang berperan dalam pengelolaan media sosial pemerintah.

“Kita harus berani menghadapi kesalahan dan memperbaiki diri. Jangan takut dengan komentar orang. Yang penting tidak memfitnah dan tidak melanggar hukum,” tutup Eri. (*)

Reporter: Amanah 
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.