Tanggapi Sindiran "Track Record" Calon Ketua PDIP Kota Blitar, Samanhudi Minta DPP dan DPD Lakukan Survei Kandidat
BLITAR (Lentera) - Menanggapi sindiran pertimbangan "track record" atau rekam jejak calon dalam penjaringan Ketua DPC PDIP Kota Blitar, salah satu calon yang diusulkan, Samanhudi Anwar menanggapinya dengan meminta DPP dan DPD PDIP Jatim turun ke bawah melakukan survey kandidat yang diinginkan kader.
Hal ini disampaikan Samanhudi yang juga tokoh PDIP di Kota Blitar, pernah menjabat Ketua DPC dan membawa kejayaan partai berlambang banteng moncong putih tersebut, berjaya selama 24 tahun di Bumi Bung Karno julukan Kota Blitar.
Dalam podcast di salah satu media Blitar, mantan Wali Kota Blitar dua periode 2010-2018 tersebut mengatakan, tidak tahu pasti apa maksud dari pertimbangan track record bagi partai.
"Menurut saya, track record itu adalah kerja-kerja untuk memenangkan partai baik dalam Pilpres, Pileg, Pilgub maupun Pilkada. Apalagi di Kota Blitar, yang ada ruh dari seorang Bung Karno," ujar Samanhudi, Selasa (4/11/2025).
Bagaimana PDIP di Kota Blitar kondisinya, lanjut Samanhudi saat Pileg 2024 kursinya berkurang dan saat Pilkada calon yang diusung kalah. Ditegaskannya, ini ironis bagi partai dan bagi kaum nasionalis di Kota Blitar.
"Karena Kota Blitar itu spesial, kalau daerah lain PDIP menang atau kalah silahkan. Tapi kalau Kota Blitar yang disini dimakamkan Bung Karno, seharusnya menang untuk menjaga marwah beliau sang Proklamator," tegasnya.
Disinggung penyebab penurunan kursi legislatif dan kekalahan PDIP Kota Blitar pada 2024 lalu, pria yang juga Panglima Kawula Alit ini menilai karena kesalahan elit partai yang mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan partai.
"Saya tidak mau mencari kesalahan orang siapa-siapa, tapi menurut saya kepentingan pribadi jangan mengalahkan partai. Sedangkan siapa yang bertanggungjawab, sekarang kan saling lempar," ungkapnya.
Kalau mengutamakan suara rakyat, dimana suara rakyat suara Tuhan. Samanhudi yakin PDIP di Kota Blitar tetap berjaya dan menang, apalagi Kota Blitar dikenal sebagai Kandang Banteng.
Oleh karena itu, terkait siapa calon Ketua DPC PDIP Kota Blitar yang layak dipilih. Samanhudi mengaku itu kewenangan DPP, keputusan sepenuhny ada di tangn Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kalau saya diberikan amanah, sebagai kader saya akan berusaha maksimal mengembalikan kejayaan PDIP di Kota Blitar untuk kembali menang pada 2029," tegasnya.
Oleh karena itu, agar suara kaum Nasionalis dan kader PDIP bisa didengar dengan sesungguhnya oleh partai. Seharusnya DPP dan DPD PDIP Jatim turun ke bawah dan melakukan survei calon Ketua DPC PDIP Kota Blitar, dari kandidat masuk dalam seleksi.
"Supaya DPP dan DPD mengetahui siapa calon yang diinginkan kader. Seperti apa dan tahu kualitasnya, mampu atau tidak kembali memenangkan dan mengembalikan kejayaan PDIP di Kota Blitar," pungkasnya.
Sebelumnya, terkait masuknya nama mantan Wali Kota Bliar, Samanhudi Anwar dalam penjaringan Ketua DPC PDIP Kota Blitar. Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan track record atau rekam jejak jadi pertimbangan utama DPP. Ketika ditanya masuknya nama
“Track record pasti jadi pertimbangan utama. Track record seseorang jadi pertimbangan yang utama. Track record tidak bisa dihapus,” tegas Djarot di Pendopo Kabupaten Blitar, Jumat (31/10/2025).
Sementara dalam proses penjaringan di DPC PDIP Kota Blitar, Samanhudi Anwar diketahui mendapat 2 dukungan dari PAC, yakni Sananwetan dan Sukorejo. Sedangkan Syahrul Alim yang saat ini menjabat Ketua DPC PDIP Kota Blitar mendapat 1 dukungan PAC, dan Anggota DPRD Kota Blitar dari PDIP, Yudi Meira mendapat 2 dukungan PAC.
Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra





