SURABAYA (Lentera) – Menyikapi maraknya aksi vandalisme yang terjadi di kawasan Gubeng, Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi meminta Pemerintah Kota (Pemkot) setempat untuk menyediakan zona ekspresi khusus bagi anak muda.
Menurut Kahfi, langkah ini penting agar kreativitas dapat tersalurkan tanpa merusak fasilitas umum. Persoalan vandalisme bukan hanya soal coretan, tetapi juga soal pemahaman generasi muda terhadap ruang publik yang digunakan bersama.
“Kejadian vandalisme ini menjadi perhatian, ini tanggung jawab kita bersama,” kata Kahfi, Kamis (6/11/2025).
Politisi dari Gerindra ini menjelaskan, pembersihan coretan sudah dilakukan pihak terkait. Namun yang tak kalah penting adalah membenahi pola pikir dan kesadaran pelaku agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ke depan, membersihkan niat di balik coretannya yang perlu dilakukan,” tuturnya.
Kahfi menegaskan, dukungannya terhadap kebebasan berekspresi anak muda, selama dilakukan di tempat yang tepat. Edukasi sejak dini sangat diperlukan, agar generasi muda memahami bahwa fasilitas umum merupakan hasil gotong royong masyarakat.
“Fasilitas umum itu hasil jerih payah orang-orang terdekatmu. Siapa? Orang tua dan kakak-kakakmu. Dari pajak yang mereka bayar, Surabaya bisa menjadi kota yang indah,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi, sejumlah upaya Pemkot seperti pemanfaatan kawasan Gubeng Pojok sebagai ruang tematik. Namun, Kahfi mengusulkan adanya zona berekspresi yang lebih terstruktur dan legal.
“Perlu ada zona bebas berekspresi, tentukan tempatnya. Anggarkan temboknya untuk coretan bebas ekspresi. Vandalis memang penjahat, tapi bisa tobat kalau punya niat,” katanya.
Ia menyebut, tembok besar di area THR Surabaya sebagai salah satu alternatif lokasi yang potensial untuk menampung kreativitas anak muda tanpa merusak fasilitas publik.
“Tugas kita adalah hadir memberikan medianya, ruang ekspresi yang legal, aman, dan terarah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya tengah memburu pelaku aksi vandalisme yang menimpa mural di kawasan Jalan Gubeng Pojok. Mural tersebut baru selesai dikerjakan, namun tak lama kemudian dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan telah meminta perangkat daerah (PD) terkait untuk menindaklanjuti kasus tersebut, di sekitar lokasi mural telah dilengkapi kamera pengawas (CCTV) yang dapat membantu dalam proses identifikasi pelaku.
"Nah ini sudah saya minta itu sama teman-teman, kan ada CCTV-nya, diproses lah. Makanya saya berharap, kalau sudah dimural jangan dirusak," kata Eri, Selasa (4/11/2025).
Eri mengaku, prihatin atas insiden vandalisme tersebut. Menurutnya, pembuatan mural membutuhkan tenaga dan dedikasi tinggi dari para seniman muda Surabaya.
"Arek-arek (mengerjakan) susahnya seperti itu, divandalisme. Ini saya minta (cari) CCTV, proses sampai dapat, hukumannya jangan ringan-ringan, yang berat sekalian. Karena merusak fasilitas umum," tegasnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais





