22 November 2025

Get In Touch

Alarm Lingkungan Berbunyi: Untuk Kali Pertama Nyamuk Hidup  di Islandia

SURABAYA ( Lentera ) - Islandia, negara yang selama ini dikenal sebagai wilayah tanpa kehadiran serangga pengisap darah, kini menghadapi fenomena lingkungan yang mengejutkan. Untuk pertama kalinya, ditemukan nyamuk yang benar-benar hidup di alam Islandia. Tiga ekor nyamuk tersebut terdeteksi pada bulan ini di Kjos, lembah pedesaan dekat Hvalfjordur.

Penemuan yang dianggap bersejarah sekaligus mencemaskan itu awalnya diunggah oleh Bjorn Hjaltason, seorang pemerhati serangga, melalui grup Facebook Skordyr a Islandi (Serangga di Islandia). Informasi tersebut kemudian mendapat perhatian luas masyarakat serta lembaga penelitian, sebagaimana diberitakan Layanan Penyiaran Nasional Islandia.

 

Sampel spesimen lantas dikirimkan ke Institut Sejarah Alam Islandia untuk dilakukan analisis. Ahli entomologi Matthias Alfredsson memastikan identifikasi spesies tersebut dan menegaskan tingkat kekhawatirannya.

“Besar kemungkinan nyamuk ini akan menetap di sini,” ujar Matthias memberi peringatan.

Spesies yang ditemukan adalah Culiseta annulata, nyamuk yang dikenal mampu bertahan pada suhu rendah dan umum dijumpai di kawasan Eropa utara. Ketahanan tubuhnya terhadap iklim dingin menjadikan spesies ini berpeluang besar beradaptasi dengan lingkungan Islandia.

 

Matthias menjelaskan lebih lanjut,

“Spesies ini biasanya bertahan selama musim dingin dengan bersembunyi di tempat teduh seperti ruang bawah tanah atau kandang ternak.”

 

Habitat Meluas

 

Sebelumnya memang pernah ada catatan nyamuk yang tiba di Islandia. Namun kedatangan tersebut bersifat insidental, biasanya terbawa pesawat, dan tidak mampu bertahan hidup. Kasus terbaru ini berbeda karena untuk pertama kalinya nyamuk ditemukan hidup serta diperkirakan dapat berkembang biak.

 

Para ilmuwan sebenarnya telah lama menduga bahwa perubahan iklim berpotensi membuka jalan bagi nyamuk untuk bermigrasi ke wilayah yang sebelumnya terlalu dingin. Apalagi sejak tahun 2015, serangga pengisap darah lain seperti agas penggigit (biting midges) sudah lebih dulu menetap di Islandia.

 

Fenomena terbaru ini menjadi sinyal kuat bahwa perubahan iklim global benar-benar memperluas habitat berbagai spesies serangga tahan dingin hingga ke wilayah utara yang sebelumnya dianggap mustahil dihuni.

 

Jika Culiseta annulata berhasil menetap secara permanen, Islandia akan menghadapi tantangan baru, mulai dari risiko penyakit yang dibawa nyamuk hingga gangguan bagi masyarakat maupun hewan ternak. Pemerintah dan peneliti kini menempatkan pemantauan lingkungan sebagai prioritas utama.

 

Islandia selama ini dikenal sebagai salah satu negara bebas nyamuk, meski negara tetangganya seperti Norwegia, Skotlandia, dan Greenland memiliki berbagai spesies serangga itu. Para ilmuwan menduga nyamuk tak bisa berkembang biak dalam kondisi iklim ekstrem di Islandia.

 

Profesor emeritus limnologi di Universitas Islandia, Gísli Már Gíslason, mengatakan nyamuk yang sesekali terbawa ke Islandia melalui pesawat pun tidak pernah bisa membentuk populasi. Negara itu memiliki banyak kolam dan rawa yang cocok untuk bertelur. Namun, siklus beku-cair berulang sepanjang tahun membuat telur dan larva mati sebelum berkembang menjadi nyamuk dewasa.

 

Ahli biologi serangga dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Robert Jones, mengatakan larva nyamuk membutuhkan air yang tidak membeku untuk berkembang. “Siklus ini mengganggu perkembangan dan membunuh telur serta larva nyamuk sebelum sempat menjadi dewasa, sehingga populasi sulit terbentuk,” tutur dia.(wid,ist/dya)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.