SURABAYA (Lentera) -Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mempercepat penyelesaian sejumlah proyek pengendalian banjir, termasuk pembangunan lima rumah pompa yang menjadi infrastruktur vital menghadapi cuaca ekstrem di akhir tahun.
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) diminta menuntaskan seluruh pekerjaan prioritas melalui penambahan jam kerja dan percepatan kinerja kontraktor.
Kepala DSDABM Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan seluruh kontraktor yang proyeknya belum rampung untuk melakukan lembur hingga 24 jam bila diperlukan.
“Rata-rata yang belum selesai adalah pekerjaan besar. Untuk itu, kita undang semua kontraktor yang pekerjaannya masih berjalan,” kata Syamsul dalam keterangan tertulisnya yang diterima Lentera, Jumat (7/11/2025).
Ia menjelaskan lima pekerjaan rumah pompa yang saat ini dikebut tersebar di sejumlah titik strategis Surabaya. “Lokasinya ada di Menanggal satu, Ahmad Yani dua titik, Ketintang Madya ada tiga, Karah empat, dan satu lagi di Rungkut Menanggal,” jelasnya.
Selain lima rumah pompa tersebut, beberapa proyek besar seperti pembangunan box culvert dan drainase di kawasan diversi Gunungsari serta Babat Jerawat juga sedang digarap. “Itu sekarang belum selesai. Untuk yang di diversi Gunungsari, kita minta dikerjakan dari dua arah sekaligus agar cepat selesai,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, percepatan dilakukan melalui dua strategi. Pertama pengerjaan dari dua sisi dan penambahan tenaga serta material di lapangan. “Upaya percepatan itu tidak hanya dari dua arah, tetapi juga lembur, tambah tenaga, dan tambah material,” ungkapnya.
Selain itu, pengawasan juga diperketat dengan pemberian target mingguan yang akan dievaluasi oleh konsultan. "Jadi, akan ditentukan target per minggu. Mudah-mudahan pertengahan Desember sudah bisa selesai,” tuturnya.
Syamsul menegaskan, percepatan ini sangat penting mengingat Surabaya mulai diguyur hujan ekstrem sejak awal November. Peringatan dini dari BMKG mengenai potensi cuaca ekstrem hingga Januari 2026 menjadi dasar Pemkot memperkuat langkah mitigasi.
“Kita harus antisipasi sejak dini. Tidak hanya membangun saluran, tetapi juga menyiagakan satgas,” tutup Syamsul.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH




