Jadi Kota Kreatif Dunia, Pemkot Malang Mantapkan MCC sebagai Rumah Besar Ekraf Nasional
MALANG (Lentera) - Kota Malang telah resmi ditetapkan sebagai jejaring Kota Kreatif Dunia UNESCO di bidang Media Arts. Predikat ini menjadi tonggak penting bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk memperkuat peran Malang Creative Center (MCC) sebagai rumah besar bagi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) nasional.
Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menyampaikan geliat kegiatan yang telah berlangsung di MCC menunjukkan betapa besarnya potensi kolaborasi yang tumbuh di sektor ekonomi kreatif.
"Pada tahun 2023–2025 ini, sebanyak 13.958 event telah terselenggara di MCC. Kegiatan tersebut melibatkan 216 kolaborator dan menghimpun lebih dari 2.867 pelaku ekonomi kreatif. Tidak kurang dari 708 ribu penerima manfaat turut merasakan dampaknya," ujar Ali, ditemui dalam acara Indonesia Creative Cities Festival (ICCF), Sabtu (8/11/2025).
Ditambahkannya, angka tersebut menjadi bukti nyata MCC telah berfungsi sebagai ruang besar yang menampung semangat kolaborasi dan kreativitas lintas sektor. Menurutnya, keberadaan MCC menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan visi Kota Malang yang Mbois dan Berkelas.
"MCC ini kami jadikan ruang kolaborasi yang produktif dan inspiratif. Harapannya, dari tempat ini lahir berbagai karya dan inovasi yang mengantarkan Kota Malang menjadi kota kreatif dunia yang sesungguhnya," katanya.
Ali juga mengungkapkan rasa syukur atas capaian Kota Malang yang kini diakui dunia melalui penetapan UNESCO. Menurutnya, pengakuan tersebut merupakan hasil dari kerja keras dan konsistensi seluruh pihak dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di kota pendidikan ini.
Sebagai bentuk komitmen lanjutan, Pemkot Malang berencana terus memperkuat fasilitas dan dukungan di MCC. Ali menyebut, pemerintah ingin menjadikan sektor ekraf sebagai "nafas utama" pertumbuhan ekonomi di Kota Malang dan memberi kontribusi bagi perekonomian nasional.
Sementara itu, Ketua Organizing Committee Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, Vicky Arief, menilai penetapan UNESCO tersebut menjadi kado istimewa bagi perjalanan panjang komunitas kreatif di Kota Malang. Ia menyebut, momentum tersebut sekaligus mempertegas posisi MCC sebagai simbol kolaborasi antar elemen bangsa.
"Ini luar biasa besar. Kehadiran Menteri Ekraf, Wakil Menteri Kebudayaan, serta Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni di MCC menjadi penanda penting bagi perjalanan satu dekade kita berproses," ungkap Vicky.
Menurutnya, keberhasilan Kota Malang tidak lepas dari kerja kolaboratif antara akademisi, pemerintah, dan komunitas. Kolaborasi ini diyakini menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri kreatif di masa mendatang.
Dari sisi pemerintah pusat, Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di daerah. Ia menilai, peran komunitas seperti Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menjadi sangat vital dalam menghubungkan potensi lokal dengan dukungan kebijakan nasional.
"Yang harus kita lihat adalah bagaimana peran komunitas, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat bisa berkolaborasi untuk mendukung potensi pegiat ekraf di daerah yang sedang tumbuh," ujar Riefky.
Menurutnya, perkembangan teknologi digital telah membuka ruang baru bagi para pelaku ekraf untuk menembus batas wilayah. "Kalau dulu mungkin banyak batasan, sekarang karya kreatif anak bangsa bisa dinikmati lintas provinsi, bahkan lintas negara. Tapi tetap perlu pendampingan agar hasil karya semakin kompetitif dan berkualitas," jelasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi





