Bupati Trenggalek Gandeng UINSA Sulap Tambak Udang Jadi Tambak Mangrove, Cegah Abrasi dan Dorong Ekonomi Hijau
TRENGGALEK (Lentera) – Upaya menjaga pesisir selatan dari ancaman abrasi laut sekaligus mendorong ekonomi hijau dilakukan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin). Bersama Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, ia mengubah lahan bekas tambak udang di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, menjadi Tambak Mangrove. Program ini diharapkan memperluas sabuk hijau sekaligus menjadi sumber penghidupan baru yang ramah lingkungan bagi masyarakat.
Langkah ini mendapat dukungan luas dari masyarakat sekitar. Sebanyak enam penambak lokal bahkan telah menjadi pionir dalam proyek awal tersebut dengan total area sekitar 6.000 meter persegi.
Menurut Mas Ipin, ide mengubah tambak udang menjadi tambak mangrove berangkat dari keprihatinan terhadap kerusakan ekosistem pesisir dan risiko abrasi yang kian meningkat.
“Wilayah delta sungai seperti di Wonocoyo ini sangat rawan abrasi. Karena itu, kami ingin menambah luasan sabuk hijau agar bisa melindungi masyarakat pesisir,” ungkapnya, Selasa (11/11/2025).
Ia menuturkan, konsep tambak mangrove bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga membuka peluang ekonomi baru.
Mas Ipin menambahkan, bibit mangrove yang ditanam berasal dari Surabaya dan sebagian bibit lokal jenis Bogem yang dikenal mudah beradaptasi.
Selain menjaga ekologi, program ini juga diarahkan untuk pengembangan wisata alam di kawasan pesisir Panggul.
Sementara itu, Andik Dwi Muttaqin, Ketua Program Studi Ilmu Kelautan UINSA, mengatakan bahwa kerja sama ini telah lama dibahas dan kini mulai diwujudkan secara konkret.
“Program ini sudah cukup lama kita diskusikan, bahkan tahun lalu kami sudah melakukan penanaman 500 bibit sebagai percobaan awal. Tahun ini baru bisa dilanjutkan dengan skala lebih luas,” ungkapnya.
Andik menjelaskan, tujuan utama program ini bukan sekadar penanaman pohon, tetapi pemberdayaan masyarakat pesisir.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sido Rukun, Mohammad Yasin, turut menyambut baik program tersebut. Ia menilai, alih fungsi tambak udang menjadi tambak mangrove merupakan langkah tepat untuk melestarikan pesisir.
“Dengan adanya program ini, kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati dan UINSA. Tambak udang sebenarnya kurang baik bagi lingkungan, jadi kalau sekarang dijadikan kawasan mangrove, kami sangat mendukung,” ucapnya.
Program Tambak Mangrove ini diharapkan menjadi percontohan sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam menjaga ekosistem laut sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi di kawasan pesisir Trenggalek. (*)
Editor : Lutfiyu Handi





