16 November 2025

Get In Touch

Hadapi Cuaca Ekstrem, BPBD Kota Malang Lakukan Simulasi Hadapi Bencana

BPBD Kota Malang simulasi menghadapi bencana, Sabtu (15/11/2025) (Santi/Lentera)
BPBD Kota Malang simulasi menghadapi bencana, Sabtu (15/11/2025) (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) -Menghadapi potensi cuaca ekstrem Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melakukan kegiatan simulasi penanggulangan menghadapi bencana. Kegiatan ini dilakukan seiring meningkatnya curah hujan pada November 2025 dan adanya sejumlah kejadian bencana di beberapa wilayah.

"Simulasi ini memang saya minta ke Pak Kalaksa BPBD untuk membiasakan, agar ketika terjadi bencana masyarakat sudah tahu harus melakukan apa. Kemudian tahapan-tahapannya apa yang harus dilakukan, SOP-nya bagaimana, koordinasinya juga," ujar Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Sabtu (15/11/2025).

Simulasi bertujuan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana. Ia menilai penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Tetapi juga melibatkan relawan sebagai bagian penting dari upaya mitigasi.

Di tengah intensitas hujan yang meningkat, Wahyu juga memaparkan strategi penanganan banjir yang sedang dijalankan Pemkot Malang. Salah satu upaya utama, yakni pelaksanaan masterplan drainase yang saat ini tengah berjalan secara bertahap.

Sejumlah pekerjaan drainase juga tengah dikerjakan bertepatan dengan musim hujan sehingga memberikan dampak terhadap kondisi di lapangan. Namun, ia optimistis penyelesaian proyek tersebut akan meningkatkan kemampuan drainase kota.

"Saya mohon maaf karena memang mungkin pada saat pelaksanaan ini pada saat musim hujan. Jadi ada berdampak. Tapi saya yakin dengan penyelesaian ini nanti, tidak akan banjir lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menambahkan, potensi cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung hingga Februari 2026. Untuk itu, penguatan kesiapsiagaan dari sisi masyarakat menjadi fokus BPBD pada kegiatan ini.

"Ini agar ke depannya masyarakat menjadi lebih siap lagi. Saat terjadi bencana, harapannya menguatkan kembali komitmen mereka sebagai relawan untuk mengedukasi warga sekitar," ujarnya.

Simulasi kali ini juga menitikberatkan pada kemampuan relawan mengasesmen kondisi, menolong diri sendiri dan warga sekitar, memetakan kebutuhan pengungsian, pembagian logistik, hingga proses pemulihan bencana.

Menurut Prayitno, peran relawan menjadi sentral dalam penanganan darurat sebelum bantuan pemerintah tiba.

"Kami juga sudah menempatkan peralatan kebencanaan di seluruh kecamatan. Mulai dari pelampung, perahu karet, dapur umum, jas hujan, sepatu boot," katanya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.