18 November 2025

Get In Touch

KPPTI 2025 Momen Konsolidasi Ekosistem Perguruan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Prof. Dr. Khoirul Munadi, S.T., M.Eng., (tengah), Ketua Panitia KPPTI 2025 sekaligus Rektor Unesa, Prof. Nurhasan (kiri) saat Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Ind
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Prof. Dr. Khoirul Munadi, S.T., M.Eng., (tengah), Ketua Panitia KPPTI 2025 sekaligus Rektor Unesa, Prof. Nurhasan (kiri) saat Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Ind

SURABAYA (Lentera)– Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 akan digelar pada 19–21 November 2025 di Graha Unesa dan Fakultas Psikologi, Kampus II Universita Negeri Surabaya.

Acara bertema "Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi Menuju Indonesua Emas 2045" ini akan mengonsolidasikan potensi seluruh perguruan tinggi di Indonesia. 

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek, Prof. Dr. Khoirul Munadi, S.T., M.Eng., mengatakan, konferensi edisi perdana ini menjadi ajang penting untuk menyatukan kekuatan kampus dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.

Menurut Prof. Khoirul, perguruan tinggi di Indonesia memiliki sumber daya besar, mulai dari dosen, laboratorium, fasilitas penelitian, hingga mahasiswa yang perlu dikonsolidasikan agar tidak berjalan sendiri-sendiri. 

“Orientasinya kini kolaborasi, bukan lagi kompetisi dalam arti mengejar prestasi secara individual. Semua harus bergerak bersama,” kata Prof. Khoirul dalam konferensi Pers, Senin (17/11/2025).

Ia menjelaskan, KPPTI 2025 menempatkan sektor industri sebagai topik inti. Sejumlah pembicara dari PT PAL serta CEO & President GTP Group telah dikonfirmasi hadir dalam sesi ini. 

Menurut Prof. Khoirul, setidaknya ada dua arah besar diskusi. Pertama, peran industri dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi, terutama dalam penyediaan kebutuhan kompetensi dan SDM.

"Kedua, kontribusi perguruan tinggi dalam memperkuat ekosistem industri nasional, melalui riset, inovasi, dan penyediaan lulusan yang relevan," jelasnya.

Sementara untuk memperkuat hubungan kampus dan dunia kerja, Kemendikbudristek juga menghadirkan program Kampus Berdampak, yaitu skema magang mahasiswa di industri. 

Prof. Khoirul menyebut banyak mahasiswa yang direkrut langsung oleh perusahaan setelah menjalani program ini. Ia juga menekankan pentingnya pembaruan kurikulum secara cepat dan relevan. 

"Penyusunan kurikulum tidak boleh dilakukan hanya oleh kampus, tetapi harus melibatkan industri, kementerian/lembaga pengguna lulusan, serta sektor lain yang relevan," tuturnya.

Selain kompetensi akademik, mahasiswa juga didorong untuk mengikuti program kewirausahaan dan praktik UMKM. Dua pendekatan ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang siap bekerja sekaligus mampu menciptakan lapangan kerja, sehingga menekan angka pengangguran terdidik.

“Perubahan kurikulum harus menyesuaikan kebutuhan era yang dinamis. Tujuannya agar lulusan tidak hanya berkualitas, tetapi juga adaptif,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia KPPTI 2025 sekaligus tuan rumah, Prof. Nurhasan mengatakan, dalam kegiatan ini pihaknya didukung oleh 18 perguruan tinggi di Surabaya baik negeri maupun swasta.

Selain itu, akan ada sekitar 2.000 peserta, dan lebih dari 55 pembicara baik dalam negeri maupun luar negeri yang akan meramaikan acara ini.

Lewat kegiatan ini, Prof. Nurhasan berharap perguruam tinggi di Indonesia dapat saling berkolaborasi dan menciptakan SDM unggul. 

"Kita ingin dorong agar kampus-kampus di Indonesia ini bisa bergerak bersama-sama, mewujudkan SDM unggul untuk Indonesia emas 2045," harapnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.