18 November 2025

Get In Touch

Menko PM Cak Imin: SMK Go Global Jadi Langkah Strategis Siapkan Lulusan Siap Kerja

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memberikan keterangan di kantornya, Selasa (18/11/2025).
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memberikan keterangan di kantornya, Selasa (18/11/2025).

JAKARTA (Lentera) - Pemerintah terus memperkuat agenda perluasan kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan menengah melalui program “SMK Go Global” yang kini memasuki tahap finalisasi. Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menegaskan bahwa program ini akan menjadi langkah strategis nasional dalam mempersiapkan lulusan SMK dan SMA menghadapi kebutuhan tenaga kerja global yang semakin kompetitif.

Usai memimpin Rapat Tingkat Menteri bersama Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Menteri Ketenagakerjaan, Cak Imin menyampaikan bahwa implementasi penuh program akan dimulai pada 2026, sementara seluruh persiapan teknis, kelembagaan, dan kurikulum telah berjalan mulai 2025.

“Seluruh proses kita siapkan dari hulu hingga hilir. Kita ingin lulusan SMK–SMA siap memasuki pasar kerja global sejak dari bangku pendidikan,” ujarnya di kantor Kemenko PM, Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Pada sisi hulu, pemerintah mengarahkan seluruh SMK untuk melakukan penyesuaian kurikulum melalui pembentukan kelas migran yang dirancang sesuai kebutuhan negara tujuan. Para siswa akan dibekali kompetensi bahasa serta keterampilan sesuai standar minimum internasional.

Sebagai contoh, siswa yang diarahkan bekerja di Jepang sejak awal pendidikan ditargetkan mencapai standar bahasa Jepang level N4, yang menjadi syarat dasar penempatan tenaga kerja. Cak Imin menegaskan bahwa kebijakan baru ini tidak lagi menggunakan kurikulum terpisah, tetapi mengadopsi langsung kompetensi yang dipersyaratkan negara mitra.

Di hilir, pemerintah memperkuat mekanisme penempatan melalui koordinasi dengan P2MI, termasuk fasilitasi pelatihan bahasa, peningkatan keterampilan, serta pemenuhan standar profesi tiap sektor. Pemerintah juga telah memerintahkan penyiapan anggaran pendukung agar seluruh proses peningkatan kapasitas berjalan efektif sejak tahun berjalan.

"Kita punya target 2026 Insya Allah 500 ribu yang akan diberangkatkan lulusan SMK dan SMA," urainya.

Cak Imin menjelaskan bahwa sektor yang paling dibutuhkan negara mitra antara lain welder, hospitality, caregiver/perawatan, dan konstruksi, yang saat ini menjadi permintaan tinggi dari Jepang, Korea, Jerman, Hong Kong, Taiwan, Turki, hingga sejumlah negara Eropa lainnya.

"Program ini terbuka tidak hanya bagi siswa aktif, tetapi juga bagi lulusan SMK–SMA yang telah lulus dalam beberapa tahun terakhir. Dan mekanisme pendaftaran sedang disiapkan oleh P2MI dan akan diumumkan dalam waktu dekat," tegasnya.

Untuk tahun berjalan, pemerintah telah menyiapkan keberangkatan lulusan yang menyelesaikan pelatihan ke beberapa negara seperti Slovakia, Turki, dan Jepang. Adapun durasi pelatihan bervariasi antara satu hingga empat bulan, tergantung sektor kerja. Pendaftaran untuk angkatan 2026 dijadwalkan dibuka pada akhir 2025.

Cak Imin berharap SMK Go Global menjadi tonggak baru mobilitas tenaga kerja Indonesia dan membuka peluang global yang lebih luas bagi generasi muda.

“Kita ingin anak-anak kita punya kesempatan lebih besar menembus dunia. Ini bukan hanya soal bekerja di luar negeri, tetapi memperkuat daya saing bangsa di era global,” tegasnya. (*)

 

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.