21 November 2025

Get In Touch

Mendiktisaintek: Pastikan Lulusan Perguruan Tinggi Siap Bekerja dan Bersaing di Luar Negeri

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Prof. Brian Yuliarto. (Amanah/Lentera)
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Prof. Brian Yuliarto. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) — Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Prof. Brian Yuliarto mengungkapkan pemerintah saat ini tengah mendorong transformasi besar di sektor pendidikan tinggi untuk memastikan lulusan perguruan tinggi benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Menurutnya, salah satu fokus utama adalah memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Ia menyebut, program pemagangan khususnya untuk pendidikan vokasi, menjadi kunci agar mahasiswa memiliki pengalaman langsung dan keahlian yang dibutuhkan industri.

“Kita ingin lulusan kita bisa mengisi ruang-ruang yang ada. Karena itu kerja sama dengan industri sangat penting. Untuk pendidikan vokasi, ada program magang satu semester hingga satu tahun di industri. Tujuannya agar lulusan benar-benar sesuai kebutuhan industri,” ungkap Prof. Brian ketika ditemui Lentera usai membuka Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 di Graha Unesa, Rabu (19/11/2025).

Selain menyiapkan lulusan yang siap bekerja, pemerintah juga mendorong mahasiswa dari kampus non-vokasi untuk terus berinovasi. Prof. Brian menilai, perguruan tinggi harus mampu menjadi ruang pembentukan kreativitas yang menghasilkan industri baru.

“Kita dorong agar lulusan dari kampus non-vokasi mampu membuat kreasi-kreasi bersama dosen. Harapannya muncul startup baru yang bisa membuka lapangan kerja,” tuturnya.

Lebih jauh, Mendiktisaintek menjelaskan, pemerintah kini sedang menyiapkan langkah strategis untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja terampil di pasar internasional. Hal ini sesuai arahan Presiden agar Indonesia turut mengisi peluang besar tenaga kerja terampil di luar negeri.

“Karakter bangsa kita sudah dikenal sangat baik, sopan, ulet, dan pekerja keras. Kita ingin itu dikombinasikan dengan skill yang mumpuni agar lulusan kita bisa terserap di pasar luar negeri,” jelasnya.

Ia menyebut, kendala utama penyerapan tenaga kerja Indonesia di luar negeri biasanya terkait sertifikasi dan kemampuan bahasa. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) dan Kementerian Ketenagakerjaan, agar proses standar kompetensi dan sertifikasi internasional bisa dilakukan langsung di Indonesia.

Transformasi tersebut diharapkan dapat memperkuat daya saing lulusan perguruan tinggi Indonesia, sekaligus membuka akses yang lebih luas terhadap peluang kerja global.

“Harapannya standar-standar itu bisa dilakukan di Indonesia, sehingga mahasiswa atau calon lulusan tidak perlu pergi ke negara tujuan hanya untuk mengambil sertifikasi,” tutupnya.

 

Reporter: Amanah/Editor: Ais

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.