28 November 2025

Get In Touch

UNCC Keroncong Nasional, Komitmen Untag Lestarikan dan Ajak Anak Muda Cintai Budaya Indonesia

Bendahara YPTA Surabaya sekaligus pendamping kegiatan, Ontot Murwato (kiri) bersama Ketua YPTA Surabaya J. Subekti. (Amanah/Lentera)
Bendahara YPTA Surabaya sekaligus pendamping kegiatan, Ontot Murwato (kiri) bersama Ketua YPTA Surabaya J. Subekti. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) — Badan Koordinasi Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (BKK-UKM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, kembali menggelar Untag Surabaya National Cultural Competition (UNCC) Keroncong Nasional bertajuk “Swaralaya Citra Kusuma”. 

Kompetisi yang memasuki tahun penyelenggaraan kedua ini, menunjukkan perkembangan signifikan dengan meningkatnya jumlah peserta yang membludak.

Jika tahun lalu hanya diikuti 23 peserta, kali ini jumlahnya melonjak menjadi 70 peserta dari berbagai daerah. Selain itu, kategori lomba yang sebelumnya hanya siswa dan umum, kini bertambah dengan kategori baru yakni mahasiswa.

Bendahara YPTA Surabaya sekaligus pendamping kegiatan, Ontot Murwato menjelaskan peningkatan ini menjadi bukti tingginya minat masyarakat, terhadap seni keroncong.

Dari puluhan peserta yang mengikuti seleksi daring, hanya sembilan tim terbaik yang berhasil melaju ke babak final dan tampil secara langsung di Surabaya.

“Animo masyarakat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa budaya kita, terutama seni keroncong sebagai karya seni tingkat tinggi para leluhur, perlu terus dikenalkan kepada khalayak, khususnya siswa dan mahasiswa,” kata Ontot saat final kegiatan di Ruang Auditorium lt.6 Gedung R.Ing Soekonjono, Kamis (27/11/2025).

Ontot menuturkan, meskipun Untag Surabaya berupaya menuju world class university, akar budaya Indonesia tetap harus menjadi fondasi yang kuat.

“Kalau sudah kenal, mereka akan memahami dan akhirnya mencintai. Modernisasi boleh, tetapi budaya jangan sampai lepas,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, J. Subekti mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Untag dalam melestarikan budaya nasional, ditengah fenomena anak muda yang semakin melupakan budaya asli Indonesia khususnya musik tradisional.

“Kondisi ini memprihatinkan dan membahayakan bagi ketahanan bangsa. Sejak tahun lalu, kami mengadakan lomba orkes keroncong untuk mengajak anak-anak muda kembali mencintai budaya Indonesia,” kata Subekti.

Ia menjelaskan, langkah ini sejalan dengan konsep Trisakti Bung Karno, terutama prinsip berkepribadian dalam kebudayaan.

“Itu juga tertuang dalam hymne Untag, Untag penyebar ilmu budaya bangsa. Jadi kami konsisten menyebarkan budaya bangsa sembari mendidik karakter dan kecerdasan generasi muda,” jelasnya. 

Subekti juga memberikan pesan khusus bagi generasi muda, agar tidak larut dalam budaya populer luar negeri.

“Anak-anak muda jangan sampai tergerus cara berpikirnya. Jangan terlalu Korea, Amerika, atau Arab. Berpikirlah kembali pada kepribadian Indonesia,” pesannya.

Terkait internasionalisasi kampus, YPTA Surabaya membuka ruang bagi sivitas akademika Untag untuk merumuskan konsep world class university yang sesuai dengan jati diri bangsa.

“Kami akan melakukan studi banding agar dapat membangun konsep yang tepat, universitas yang berkelas dunia, tetapi tetap Indonesiawi,” jelasnya.

Dengan meningkatnya antusiasme peserta, UNCC Keroncong Nasional diharapkan menjadi ruang berkelanjutan bagi pelestarian budaya, sekaligus memperkuat identitas generasi muda Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi.

Sementara itu, sakah satu peserta, Raden Muhammad Alif Daffa dari Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta mengaku optimis dapat memenangkan kompetisi ini.

"Kami di sini membawa dua lagu. Tembang Bengawan Solo dan Keroncong Moritsko. Untuk persiapan kami kurang lebih satu bulan untuk latihan dan mematangkan aransemen," ucapnya.

Raden san tim berharap bisa menenangkan kompetisi, dan banyak anak muda yang lebih mengenal musik keroncong. "Kami sangat optimis dan kami juga berharap agar kami bisa juara satu. Ini juga menambah pengalaman kami di bidang musik," tutupnya.

 

Reporter: Amanah/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.