28 November 2025

Get In Touch

Ribuan Pelajar Surabaya Ikrar Lawan Bullying dan Konten Negatif di Dunia Digital

Deklarasi Anak Surabaya Digital Aman yang berlangsung di SMPN 19 Surabaya.
Deklarasi Anak Surabaya Digital Aman yang berlangsung di SMPN 19 Surabaya.

SURABAYA (Lentera) - Ribuan pelajar di Surabaya melakukan deklarasi melawan bullying dan konten negatif di dunia digital dan momen Deklarasi Anak Surabaya Digital Aman serta penandatanganan Tri Darma Digital secara serentak, Kamis (27/11/2025).

Kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menegaskan komitmennya menjaga keamanan digital generasi muda ini melibatkan berbagai lembaga strategis, termasuk Densus 88, BNN, Kepolisian, Komnas Perlindungan Anak, hingga sejumlah NGO yang fokus pada keamanan dan literasi digital.

Acara yang diikuti seluruh pelajar SD dan SMP negeri maupun swasta itu berlangsung secara hybrid. Langkah ini menunjukkan keseriusan Kota Surabaya dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dari ancaman dunia maya dan praktik perundungan digital.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memimpin langsung deklarasi di SMPN 19 Surabaya sebagai lokasi utama kegiatan. Di hadapan ribuan pelajar, ia menekankan teknologi digital merupakan ruang yang penuh peluang, namun harus dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab.

“Anak-anak adalah generasi digital. Manfaatkan teknologi untuk belajar, berkarya, dan menemukan bakat terbaik. Namun gunakan dengan santun dan berhati-hati, karena setiap unggahan dan komentar mencerminkan karakter kalian,” kata Eri.

Ia mengungkapkan, Pemkot Surabaya berkomitmen melindungi anak-anak dari berbagai ancaman digital, mulai dari kekerasan, pornografi, hoaks, radikalisme, perjudian, hingga perundungan daring.

“Kami ingin memastikan sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang yang benar-benar aman dari risiko-risiko tersebut,” ungkapnya.

Dalam pesannya, Eri mengajak para pelajar untuk saling menjaga persatuan dan melawan segala bentuk bullying. Ia meminta siswa lebih berani melaporkan tindakan perundungan kepada guru Bimbingan Konseling (BK).

“Mulai hari ini, kalian harus bersatu. Tidak boleh ada lagi yang membully. Jika melihat perundungan, laporkan kepada guru BK. Itulah makna persahabatan yang sesungguhnya,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti bahaya konten dan permainan digital bertema kekerasan yang dapat memengaruhi emosi sekaligus memicu kecanduan. Ia mendorong siswa memilih permainan edukatif seperti gim strategi atau simulasi pembangunan.

“Kita harus berani melawan konten negatif dan game kekerasan. Konten buruk jangan ditonton atau dibagikan agar hilang dengan sendirinya. Pilih game yang mendidik dan mengedukasi,” pesannya.

Ia juga meminta sekolah, terutama Kepala Sekolah dan Guru BK, untuk terus membimbing anak-anak agar mampu membedakan mana yang benar dan salah, serta membangun mental yang kuat.

“Kalian adalah generasi terbaik yang akan membahagiakan orang tua dan mengantarkan mereka ke surga,” pungkasnya.(*)

 

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.