Diduga Penyebab Banjir di Sumatera, ESDM: PLTA Batang Toru Belum Kantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
JAKARTA (Lentera) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, belum mengantongi izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH).
“PLTA Batang Toru juga punya tugas untuk menanam kembali pohonnya sebanyak 120 persen, ini pun izin PPKH-nya belum terbit,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi ketika dihubungi Antara dari Jakarta dirilis, Rabu (3/12/2025).
Eniya menyampaikan, terkait faktor-faktor yang menyebabkan belum terbitnya IPPKH untuk PLTA Batang Toru merupakan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup.
Pernyataan tersebut merespons Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), yang mengungkit kehadiran PLTA Batang Toru dan PLTA Sipansihaporas di Sumatera Utara sebagai salah satu penyebab banjir bandang di Sumatera.
Jatam menyampaikan PLTA Batang Toru dan PLTA Sipansihaporas memanfaatkan aliran dari salah satu daerah aliran sungai (DAS) utama di Ekosistem Batang Toru, kawasan yang secara ekologis penting namun kini dipenuhi bendungan, terowongan air, dan jaringan infrastruktur lain.
Menurut Eniya, justru PLTA harus menjaga kesuburan dan melakukan penghijauan di hulu sungai, sebab perlu mempertahankan debit air.
“Jadi, kurang tepat kalau (PLTA) menyebabkan banjir,” kata Eniya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengakui terjadi perubahan bentang alam wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatera, termasuk di dekat PLTA dan tambang emas.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan melibatkan perguruan tinggi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Untuk melakukan kajian daya dukung dan tampung lingkungan, di tengah aktivitas perusahaan di wilayah terdampak banjir di daerah tersebut.
Sementara itu, Pusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Rabu (3/12/2025) mencatat 753 orang meninggal dunia, 650 orang hilang, dan 2.600 orang luka-luka, disertai kerusakan infrastruktur berat yang menghambat akses bantuan ke berbagai lokasi.
Presiden Prabowo Subianto melakukan peninjauan ke lokasi terdampak bencana, pada Senin (1/12/2025). Operasi modifikasi cuaca juga dilakukan oleh pemerintah di wilayah Sumatera, untuk menekan curah hujan di wilayah tersebut.
Editor: Arief Sukaputra




