12 December 2025

Get In Touch

Kolaborasi JCSEAS, Daikin, Untag Surabaya, dan OHS Kembangkan Balai RW Ketandan Sebagai Pilot Project Hijau

Kepala Bapedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat melihat balai RW 04 Ketandan yang telah direnovasi Sebagai ruang multiguna. (Amanah/Lentera)
Kepala Bapedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat melihat balai RW 04 Ketandan yang telah direnovasi Sebagai ruang multiguna. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) - Jalinan kerja sama dan kolaborasi antara Center for Southeast Asian Studies (CSEAS), Daikin Industries Ltd, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, dan Operations for Habitat Studies (OHS) melakukan penelitian yang fokus pada ruang komunal kampung kota. Salah satunya adalah renovasi Balai RW 04 Ketandan sebagai contoh penerapan desain ruang ramah lingkungan dan efisien energi dan pilot project hijau.

Kolaborasi ini dibangun untuk merespons isu-isu global yang semakin kompleks, termasuk tantangan perubahan iklim yang tak bisa dijawab dengan pendekatan teknis semata. 

Renovasi Balai RW 04 Ketandan merupakan salah satu implementasi dari kolaborasi tersebut. Di mana kolaborasi itu mendorong pertemuan antarbidang ilmu, mulai dari ilmu sosial, humaniora, teknik, hingga teknologi pendinginan udara guna memahami bagaimana teknologi beroperasi dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan dampaknya bagi komunitas.

Dekan FT Untag Surabaya, Dr. Ir. R.A. Retno Hastijanti, M.T., mengatakan, penelitian ini bukan sekadar menghasilkan laporan maupun buku perpustakaan, tetapi harus mampu diterapkan dan memberi dampak langsung.

“Kita berharap ini menjadi hilirisasi. Penelitian tidak hanya disimpan di buku, tapi diimplementasikan dan bermanfaat bagi masyarakat. Ketandan sejak 2016 tidak mungkin berkembang tanpa peran warganya. Kami menyediakan sumber ilmunya, tetapi manfaatnya ada di masyarakat,” ucap Retno usai peresmian Balai RW 04 Ketandan, Selasa (9/12/2025).

Ia menambahkan keberhasilan Ketandan berangkat dari kolaborasi pentahelix, masyarakat, akademisi, pemerintah, swasta, dan komunitas. Untag juga menyatakan kesiapannya untuk membantu pengembangan kampung tematik lain di Surabaya.

“Semoga kerja sama ini berlanjut. Role model dari Ketandan ini bisa menjadi contoh, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di Jepang,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bapedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, mengatakan renovasi Balai RW 04 Ketandan sejalan dengan arahan Wali Kota agar balai RW menjadi pusat interaksi sosial dan pelayanan berbasis komunitas. 

Menurutnya, Balai RW Ketandan kini menjadi contoh ruang publik yang fungsional namun tetap hemat energi. “Balai RW 4 Ketandan ini menjadi contoh bagi RW lain dalam menerapkan manajemen energi. Ruang berkegiatan harus tetap nyaman, tetapi tidak boros energi. Ini penting karena perubahan iklim menjadi isu krusial,” jelasnya.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Konsulat Jenderal Jepang, Daikin, Untag, media, dan komunitas yang berkolaborasi dalam proyek ini. Irvan menilai, keberhasilan Ketandan dapat direplikasi pada 1.361 RW lain di Surabaya.

“Ini pilot project. RW lain bisa belajar bagaimana membangun atau merenovasi balai RW yang ramah lingkungan,” imbuhnya.

Melalui pendekatan riset lintas-disiplin dan kerja lapangan, proyek CSEAS X Daikin diharapkan membuka cara baru dalam membayangkan ruang komunal yang adaptif terhadap perubahan iklim sekaligus membangun praktik hidup berkelanjutan di tingkat komunitas. 

Renovasi Balai RW Ketandan membuktikan bahwa teknologi, pengetahuan lokal, dan partisipasi warga dapat bertemu dalam satu desain yang inklusif serta ramah lingkungan. (*)

 

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.