12 December 2025

Get In Touch

Bantu Pemulihan Pasca Bencana, UB Kirim Alat Penjernih Air Portabel ke Sumatra Barat

Alat penjernih air portabel dari UB untuk pemulihan pasca bencana di wilayah Sumatra Barat. (dok. Humas UB)
Alat penjernih air portabel dari UB untuk pemulihan pasca bencana di wilayah Sumatra Barat. (dok. Humas UB)

MALANG (Lentera) - Universitas Brawijaya (UB) mengirimkan bantuan berupa alat penjernih air portabel ke wilayah terdampak bencana di Sumatra Barat. Bantuan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata UB dalam upaya pemulihan pascabencana, terutama untuk memastikan ketersediaan akses air bersih bagi masyarakat.

Program kemanusiaan ini merupakan hasil kolaborasi lintas fakultas. Diinisiasi oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Muhammad Fakhri, S.Pi., M.P., Ph.D., yang kemudian dikembangkan secara teknis oleh dosen Fakultas Teknik (FT), Dr. Eng. Ir. Riyanto Haribowo, ST., MT., IPM.

"Ide pembuatan alat ini berangkat dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat UB, untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana di Sumatra Barat. Pada situasi bencana, akses air bersih sering terputus sehingga dibutuhkan alat yang praktis, mudah dipindahkan, dan mampu menghasilkan air layak pakai dengan cepat," ujar Riyanto, Selasa (9/12/2025).

Diketahui, pengiriman bantuan telah dilakukan pada Minggu (7/12/2025), bertepatan dengan rangkaian Dies Natalis UB.

Riyanto menjelaskan, alat penjernih air tersebut menggunakan sistem filtrasi dan sterilisasi bertingkat. Pada tahap awal, UB memberangkatkan 10 unit alat penjernih air portabel beserta 10 unit genset menuju Palembayan, Kabupaten Agam, salah satu daerah terdampak yang sangat membutuhkan dukungan akses air bersih.

"Selanjutnya, UB merencanakan distribusi ke berbagai lokasi lain berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan di lapangan. Inovasi alat penjernih air ini berangkat dari kebutuhan nyata saat terjadi bencana, ketika akses terhadap air bersih sering kali terputus," tambahnya.

Riyanto memaparkan perangkat tersebut dilengkapi Multi Sand Filter FRP 1035, empat unit housing filter 10 inci berisi sedimen dan karbon aktif, serta sterilisator UV kapasitas 12 GPM. Sistem ini juga didukung pompa air, panel listrik, pressure gauge, serta rangka galvanis dengan pipa PVC yang dirancang kokoh dan mudah dipindahkan.

"Alat ini kami lengkapi dengan unit filtrasi dan sterilisasi bertingkat, mulai dari Multi Sand Filter untuk menyaring kekeruhan, housing filter berisi sedimen dan karbon aktif, hingga sterilisator UV untuk memastikan air bebas bakteri. Semua komponennya kami rancang agar mudah dipindahkan dan digunakan langsung di lapangan," jelasnya.

Lebih lanjut, menurutnya proses perancangan dilakukan dengan menitikberatkan pada kebutuhan darurat di lokasi bencana. Mulai dari desain awal, pemilihan komponen, proses fabrikasi, instalasi pipa dan kabel, hingga pengujian fungsi, seluruh tahapan disusun agar alat siap dipakai begitu tiba di wilayah terdampak.

"Dalam proses pengembangannya, kami mulai dari kebutuhan lapangan, yaitu menyediakan alat yang dapat menghasilkan air mendekati kualitas air minum namun tetap compact. Setelah perancangan, kami melakukan pemilihan komponen, fabrikasi, instalasi pipa dan kabel, serta pengujian fungsi agar alat benar-benar siap digunakan dalam kondisi darurat," katanya.

Sebagai tindak lanjut, tim riset yang dipimpin Dr. Riyanto dan Dr. Fakhri dijadwalkan berangkat ke Sumatera Barat pada hari ini, Selasa (9/12/2025) untuk melakukan survei langsung. Survei mencakup pemetaan sumber air, penentuan titik penempatan alat, hingga evaluasi kebutuhan tambahan di wilayah lain.

Hasil survei akan menjadi dasar bagi distribusi lanjutan yang akan dilakukan UB dalam beberapa minggu ke depan. "Dengan pemberangkatan alat penjernih air dan dukungan teknis tersebut, UB menegaskan komitmennya dalam mengoptimalkan peran perguruan tinggi bagi kemanusiaan," tegas Riyanto. (*)


Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.