12 December 2025

Get In Touch

Mahasiswa UC Surabaya Buat Snack Sehat, Kripik Sayur Asem Tanpa Minyak

Tim mahasiswa UC Surabaya menunjukkan produk kripik sayur asem. (Amanah/Lentera)
Tim mahasiswa UC Surabaya menunjukkan produk kripik sayur asem. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera) - Tiga mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra (UC) Surabaya mengembangkan snack seha, berupa keripik buah dan sayur yang diolah tanpa proses penggorengan namun tetap mempertahankan cita rasa asli khas Indonesia.

Mahasiswa dari Jurusan Teknologi Pangan yang terdiri dari Melvina Tjian, Devina Angela Tanurahardja, dan Cindy Kristina ini berhasil membuat produk d'vincy snack Oat Chips dengan rasa sayur asem. 

Menariknya, produk ini juga berhasil menembus Top 4 kompetisi internasional SIAL Innovation – SIAL Interfood Jakarta 2025.

Salah satu anggota tim, Devina mengatakan, inovasi ini bermula dari pengembangan keripik berbahan strawberry, nanas, dan jagung. Melihat potensi bahan lokal Indonesia, tim kemudian menciptakan varian baru yang lebih unik, yaitu keripik Sayur Asem.

"Jadi kita gunakan bahan-bahan seperti labu siam, jagung, kubis, hingga bumbu asam Jawa lali kita olah tanpa minyak, sehingga menghasilkan camilan ringan namun bernutrisi," ucapnya, Rabu (10/12/2025).

Terkait proses pembuatannya, mahasiswa semester 5 ini menjelaskan, pertama labu siam, jagung, dan kubis dikukus hingga lunak. 

Selanjutnya, seluruh sayuran dihaluskan, lali dicampur dengan oat, gula Jawa, dan asam Jawa. Setelah semua adonan tercampur masuk dalam proses pencetakan, kemudian dilakikan pengeringan selama 20 jam pada suhu 80°C.

"Setelah proses pengeringan kripik siap disajikan. Nah setiap kemasan berisi 20 gram dengan takaran saji empat kali, total energi hanya 20 kkal, sehingga menjadikannya healthy snack rendah kalori," jelasnya.

Ia menuturkan, ide ini lahir dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar mengemil keripik dan kerupuk. Mereka melihat peluang untuk menghadirkan alternatif camilan berbahan buah dan sayur asli Indonesia tanpa menghilangkan cita rasa tradisional.

Penambahan oatmeal juga menjadi nilai tambah, karena membuat keripik lebih mengenyangkan dan tinggi serat.

“Selain sehat, keripik ini mudah dibawa ke mana saja dan ramah untuk turis asing yang ingin mencoba cita rasa Nusantara,” tuturnya. 

Devina mengungkapkan, produk ini dipasarkan melalui media sosial dengan sistem pre-order seharga Rp25.000 per 20 gram. Ia juga menyebut, respons konsumen sejauh ini sangat positif. Penjualan telah berjalan stabil sejak Oktober, dengan pesanan mencapai puluhan hingga ratusan kemasan per bulan.

“Konsumen senang karena rasanya tidak menghilangkan taste asli sayur asem. Untuk omzet-nya sudah dua digit” ungkapnya.

Ke depan, Devina dan tim berencana mengembangkan lebih banyak varian keripik berbahan sayur dan buah Nusantara lainnya.

"Tentunya, ke depan kita sudah ada gambaran untuk menambah varian baru lagi," tutupnya.

 

Reporter: Amanah/Editor: Ais

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.